Peristiwa Daerah

Mimpi Bertemu Kiai As'ad Syamsul Arifin, Sulaiman Tunaikan Nazar Napak Tilas ke Pendiri NU

Rabu, 16 Desember 2020 - 17:52 | 137.92k
Sulaiman, Anggota Banser Bali (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Sulaiman, Anggota Banser Bali (Foto : Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Mimpi ketemu gurunya yakni Kiai As'ad Syamsul Arifin, Sulaiman (33) anggota Barisan Ansor Serba Guna asal Buleleng (Banser Buleleng), Bali tunaikan nazarnya dengan napak tilas ke sejumlah kiai pendiri NU.

Sulaiman bernazar, bila dia diberi kesehatan dan kekuatan, dia akan jalan kaki napak tilas ke pendiri NU yaitu ke makam Kiai As'ad Syamsul Arifin Situbondo, Syaikhona Kholil, Bangkalan dan Hadratus Syeh KH Hasyim Asy'ari, Tebuireng Jombang.

Advertisement

"Napak tilas silaturahim sekaligus nazar. Niatnya dulu, apabila saya dikasih kesehatan diberikan kelancaran, Insyaallah saya akan melakukan napak tilas. Niatnya udah dari 2018 lalu. Cuma waktu itu, saya masih belum terlalu yakin karena melihat fisik saya gak sehat. Tapi setelah saya bermimpi bertemu Kiai As'ad Syamsul Arifin dengan pengasuh Ponpes Sukorejo, Situbondo almarhum pada tahun 2019 lalu, saya putuskan untuk mulai napak tilas," ungkapnya, Rabu (16/12/2020).

Dalam mimpi tersebut Sulaiman sedang mengaji ke Kiai Ahmad Azaim pengasuh Ponpes Sukorejo, Situbondo saat ini. Saat ngaji tersebut, dalam mimpinya, dia didatangi juga oleh KH M. Kholil As'ad Syamsul Arifin putra dari Kiai As'ad As'ad Syamsul Arifin, pengasuh Ponpes Walisongo.

"Waktu itu saya dalam mimpi sedang berbaris dengan teman-teman banser, kaki saya mau disiram. Setelah mimpi itu saya tambah yakin, dan saya niatkan berangkat dari makam beliau, Kiai As'ad," jelasnya.

Sulaiman memulai napak tilasnya sejak Jum'at (6/12/2020). Dia berangkat dari rumahnya di Buleleng menuju Pondok Pesantren Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo ke makam almarhum Kiai As'ad Syamsul Arifin, Selasa (10/12/2020).

Dari makam Kiai As'ad di Situbondo, Sulaiman kemudian melakukan perjalanan ke makam Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura.

Awalnya ia hanya fokus napak tilas. Di tengah perjalanan, Gus Nasih Ponpes Canaan, Bangil, Pasuruan menyarankan untuk tidak terlalu fokus napak tilas saja. Namun, sekalian silaturahim ke sejumlah Banser dan Ansor yang ada untuk menambah wawasan ke-NU-an agar tambah barokah.

Dalam perjalan napak tilas ini, Sulaiman dibekali tongkat dari Lora Imam, cicit dari Syaikhona Kholil Bangkalan dan tasbih dari Banser di Surabaya.

Beberapa hari melakukan perjalanan jalan kaki, kaki Sulaiman sempat melepuh. Namun, dengan tekat dan niat yang gigih semua itu tidak dirasakan pada akhirnya tidak terasa sakit.

"Sempet melepuh bengkak juga kaki saya. Namun bisa sembuh saking ngapalnya menjadi keras sendiri," ungkapnya.

Sebelum berangkat, ia juga meminta doa restu kepada orang tua dan keluarganya. Untuk menambahkan semangat dalam perjalanannya.

"Kalau kendala selama perjalanan tidak ada, yang mungkin memperlambat perjalanan yaitu cuaca saja," ujarnya.

Setelah melewati berbagai cobaan dan rintangan, akhirnya napak tilas Sulaiman ke Pendiri NU sampai juga pada tujuan terakhir di Jombang. Dia ziarah ke 4 makam pondok pesantren yaitu Kiai Romli Tamim Darul Ulum, Rejoso Peterongan, KH Abdul Wahab Chasbullah, Tambakberas, KH Bisri Samsuri, Denanyar dan terakhir Hadratus Syech Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang pada Rabu (16/12/2020). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES