Peristiwa Daerah

Cerita Kabid Sarpras Dinas Pendidikan Sleman Sri Adi Marsanto Kehilangan Adik dan Sahabat karena Covid-19

Jumat, 29 Januari 2021 - 21:40 | 164.24k
Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan (Kabid Sarpras Disdik) Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto ST MA. (Foto: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan (Kabid Sarpras Disdik) Kabupaten Sleman Sri Adi Marsanto ST MA. (Foto: Fajar Rianto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Pandemi Covid-19, menjadi catatan tersendiri bagi Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan Sleman (Kabid Sarpras Disdik) Sri Adi Marsanto, ST, MA .

Bagaimana tidak, ia baru saja kehilangan beberapa orang terdekatnya akibat terpapar Covid-19. Hal tersebut tak sengaja terungkap saat TIMES Indonesia menemuinya, Jumat (29/1/2021).

Advertisement

Kepala Bidang Sarana b

Ia katakan Covid-19 itu nyata adanya dan Covid-19 membawa banyak perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan.

Mengingat dari berbagai berita yang dibacanya, sebut Sri Adi Marsanto, Covid-19 terus mengalami mutasi. Dalam perjalanannya virus ini memang selalu bermutasi dan terus bermutasi. Bahkan saat ini disinyalir dapat menyebar lebih cepat dari varian yang ada sebelumnya.

"Nampaknya semakin pintar virus ini. Melihat berbagai kasus yang terjadi, ia akan menyerang bagian organ vital tubuh penderita yang lemah," ujarnya sembari memberikan beberapa contoh kasus yang diketahuinya.

Sedangkan menyangkut jenisnya ada yang lebih ganas, tapi ada juga yang jadi lebih jinak.

Suami dari Nur Vita Yuwandari ini menuturkan akhir Desember 2020, dirinya kehilangan salah satu sahabat terbaiknya yakni Ir. Arbani Jitapsara MM kakak kelasnya saat kuliah di Arsitektur UGM Yogyakarta.

"Beliau hanya mampu bertahan selama 3 hari. Sehari di rumah dan dua hari dirawat di rumah sakit " ungkap Sri Adi lirih.

Sebelum pandemi, cukup sering alm. Arbani main ke rumahnya. "Orangnya rame, meriah kalau ngobrol. Gaya hidupnya juga sehat, dan bebas rokok sejak dulu," ungkapnya.

Namun, ternyata hal itu tidak menghalangi Covid-19 merenggut nyawa sahabatnya, dalam hitungan hari saja. Belum hilang duka mendalamnya, diawal tahun 2021 ini, Sri Adi Marsanto kembali ditimpa musibah.

Hanya berselang empat hari sejak merasakan sesak nafas dan masuk rumah sakit. Usai dinyatakan positif Covid-19, adik kandungnya yang bernama Dr. Sri Wahyu Ningsih Agustiningsih SE.,M.Si , tanggal 2 Januari 2021 lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Tentu hal ini sangat mengejutkan, apalagi dalam kondisi PSBB.

Karena pertimbangan tertentu, Sri Adi Marsanto tidak bisa mengantar kepergian adik kandungnya ini ke peristirahatan terakhirnya.

"Almarhumah mobilitasnya cukup tinggi, salah satunya mempersiapkan soal menyangkut Pilkada lalu di daerahnya," terangnya.

Untuk diketahui Dr. Sri Wahyu Ningsih Agustiningsih SE.,M.Si , yang tak lain adalah Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, meninggal tanggal 2 Januari 2021 pukul 18. 21 WIB.

Padahal, menurut Sri Adi, adiknya yang dikaruniani satu orang anak tersebut yang selama ini banyak menemani ibunya. Sehingga, ia sendiri tidak tega menceritakan bagaimana situasi saat itu.

Dan yang terakhir, beberapa hari lalu ia baru saja kehilangan salahsatu relasinya. "Padahal kita sudah janjian akhir bulan ini akan bertemu dan koordinasi bersama," jelasnya.

Ternyata kepergian relasinya menengok keluarga di Malang,  Jawa Timur tersebut merupakan kepergiannya yang terakhir. "Tidak ada satu Minggu, ia kuat bertahan," terangnya.

Untuk itulah ia mengaku semakin berhati-hati dalam mensikapi merebaknya Covid-19.

Kepala Bidang Sarana c

Prokes tidak pernah ditinggalkan. Tidak  hanya wajib memakai masker. Namun berbagai sarana yang dipercayai dapat mencegah selalu dibawanya, baik vitamin, hand sanitizer dan juga minyak kayu putih.

Adi mengaku juga membatasi kontak langsung terlalu lama dengan sejumlah tamu yang menemuinya. Selain melakukan WFH sesuai aturan yang ada, ia juga memberikan kelonggaran bagi bawahannya. Jika kurang fit sebaiknya lakukan WFH, bekerja dari rumah.

Menurut Sri Adi Marsanto, secara teori memang sulit dihindari. Sehingga bila tidak hati-hati yang tinggal di perkotaan atau semi kota. Terlebih tidak memiliki imunitas atau kekebalan yang tinggi,  tinggal menunggu giliran akan positif Covid-19. Karena itu, ia berpesan untuk selalu menjaga dan mempersiapkan imunitas tubuh kita.

"Rajin berdoa, pisahkan diri kita dari anggota keluarga yg rentan, yang punya penyakit berat. Minum vitamin, jika malam menggigil, segeralah minum madu agar doyan makan apapun yang bergizi. Bangun pagi minum air hangat dan segera berjemur," tuturnya.

Ditambahkannya, jika di rumah ada AC sebaiknya kurangi penggunaan atau matikan saja. Selain irit listrik, hal ini banyak diyakini untuk mencegah virus betah di rumah atau ruangan. Pastinya, jangan lupa selalu pakai masker saat keluar rumah, jagak jarak, jangan bikin kerumunan, rajin cuci tangan pakai sabun. Seperti yang digaungkan oleh Pemkab Sleman yakni Citamasjajar. Kemudian, siap divaksin sesuai anjuran pemerintah.

Kepala Bidang Sarana dan Prasana Dinas Pendidikan Sleman Sri Adi Marsanto menyatakan tak kalah penting adalah senantiasa jaga diri jangan sampai stres. Untuk itu, pentingnya berpikir positif. Upayakan untuk selalu ceria, bahagia agar imunitas kita semakin kuat, dan kebal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES