PMI Cilacap Skrining dan Sampling Donor Plasma Konvalesen di Ponpes El Bayan

TIMESINDONESIA, CILACAP – Palang Merah Indonesia Kabupaten Cilacap (PMI Cilacap) melakukan skrining dan sampling (pengambilan sampel) donor plasma konvalesen di Pondok Pesantren (Ponpes) El Bayan, Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (5/2/2021).
Ponpes El Bayan sendiri sempat terpapar Covid-19 dengan jumlah kasus positif mencapai 497 orang. Kini, seluruh santri sudah bebas Covid-19 dan siap mendonorkan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19 yang membutuhkan. Secara keseluruhan, jumlah santri di ponpes ini mencapai 1.300 orang lebih.
Advertisement
Situasi di Pondok Pesantren El Bayan Majenang saat menunggu screening dan sample.(FOTO: Rido For TIMES Indonesia)
Bagian Umum PMI Cilacap, Soni Kristanto mengatakan, skrining dan pengambilan sampel darah ini dilakukan sebelum donor plasma dilakukan. Skrining dilakukan untuk mamastikan prasyarat umum terpenuhi. Sedangkan sampel darah dilakukan untuk mengukur kandungan antibodi di darah calon pendonor.
Sebagaimana lazimnya pendonor darah, usia pendonor plasma harus di atas 18 tahun. Secara umum kondisi sehat, tidak ada tanda anemia dan sebaliknya. Pendonor plasma diutamakan laki-laki. Jika perempuan, maka calon pendonor belum pernah melahirkan.
"Pendonor plasma konvalesen itu adalah orang yang sudah terkena Covid-19, kemudian dinyatakan sembuh. Kriteria secara umum sama seperti pendonor darah, Cuma ada beberapa tambahan," katanya.
Setelah lolos skrining awal, penyintas Covid-19 akan menjalani pengambilan sampel darah. Hal ini dilakukan untuk mengukur kadar antibodi yang ada dalam darahnya.
Begitu dinyatakan cukup, maka penyintas tersebut dinyatakan layak menjadi donor plasma konvalesen. Sebab itu, waktu maksimal donor plasma adalah tiga bulan setelah terpapar Covid-19.
Soni menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan di Ponpes El Bayan. Namun, saat nanti mendonorkan plasma, santri akan dijemput ke PMI Cilacap. Sebab, peralatan dan alat penyimpan plasma hanya ada di PMI Cilacap.
"Harus memastikan plasma konvalesen disimpan dalam temperatur di bawah enam derajat Celsius," ucap dia.
Dalam skrining tahap pertama ini, terjaring 32 orang santri. Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 18 tahun. Selanjutnya, PMI akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar antibodi di dalam darah sampel tersebut.
"Nanti akan diperiksa berapa yang antibodinya masih tinggi. Berapapun yang nanti lolos, kita sangat berterima kasih. Ini adalah gerakan untuk saling mendukung," ujarnya.
Sementara, Ketua Satgas Covid-19 yang juga Ketua Jogo Santri El Bayan, Gus Nurul Yaqin Al Hafidz mengatakan donor plasma konvalesen yang dilakukan oleh santri penyintas Covid-19 adalah bentuk dukungan untuk para pasien Covid-19.
Santri ingin membantu dengan cara yang bisa dilakukan. Donor plasma ini juga upaya Ponpes El Bayan mendukung pemerintah dan PMI yang kesulitan mencari donor plasma konvalesen.
"Kita pernah terpapar Covid-19. Bantuan masyarakat luar biasa. Kita juga ingin bersumbangsih membantu pasien Covid-19 yang membutuhkan. Karena kita punya darah plasma, maka darah lah yang kita sumbangkan," kata Yaqin, yang juga pengasuh Ponpes El Bayan.
Yaqin juga mengajak penyintas Covid-19 di Cilacap dan Indonesia pada umumnya untuk turut menyumbangkan plasma konvalesen. Sebab, saat ini masih sangat banyak pasien Covid-19 yang membutuhkan donor.
Ia menjelaskan, Ponpes El Bayan menerapkan protokol ketat pencegahan Covid-19. Misalnya, orangtua santri yang hendak menjenguk tetap diperbolehkan, namun pertemuan dilakukan di tempat yang dibatasi lapisan mika.
Selain itu, tak ada kontak langsung antara santri dengan orang tuanya. Pengurus ponpes di Kabupaten Cilacap ini juga membagi jadwal penjengukan, agar tak sampai terjadi kerumunan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |