Peristiwa Daerah

Masa Pandemi, Desa Batuah Bangun 84 Taman Wisata Edukasi untuk Membangun Ekonomi Warganya

Kamis, 11 Februari 2021 - 10:47 | 225.18k
Kelompok dasa wisma yang dibentuk oleh ibu-ibu Desa Batuah. (foto-foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)
Kelompok dasa wisma yang dibentuk oleh ibu-ibu Desa Batuah. (foto-foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KUTAI – Ada yang unik di Desa Batuah, salah satu desa di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di masa pandemi ini, Desa Batuah malah makin giat berbenah diri. Ini terbukti dengan terobosan kepala desa Batuah, Abdul Rasyid membuat program dasa wisma untuk membangun ketahanan pangan sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Tidak tanggung-tanggung, Desa Batuah yang berpenduduk 11.800 jiwa ini berhasil mendirikan 84 taman rekreasi edukasi yang berisi kebun sayur, kolam ikan dan kreasi lainnya. Setiap taman dikelola oleh satu kelompok dasa wisma, sebagian taman dasa wisma pun kini dilirik oleh wisatawan.

Advertisement

Sebagian besar dasa wisma berhasil menciptakan produk olahannya sendiri dari taman yang dibangun. Setiap kelompok dasa wisma dikelola sekitar 20 anggota ibu-ibu PKK.

Desa Wisma Lidah Buaya aKebun sayur hasil dari dasa wisma Tani Jaya (Foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)

Menurut Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid, inti dari program ini membangun kemandirian dan meningkatkan ketahanan pangan untuk masyarakat Desa.

“Apalagi di kondisi pandemi, para ibu-ibu bisa berkreasi dan berkarya dan pasti juga sehat disitu. Karena tanaman-tanaman yang kita tanam sendiri itu kita sudah tahu kualitasnya. Pupuk yang kita berikan bukan yang terbuat dari zat kimia sehingga terjamin keamanan dan ke higenisannya,” ujarnya, Kamis (11/2/2021).

Target untuk setiap satu dasa wisma dapat membangun perputaran ekonomi senilai 1 juta. Sehingga jika ada 84 dasa wisma maka akan ada perputaran ekonomi 84 juta sudah di Desa Batuah lewat program ini.

Dalam membangun program ini Abdul Rasyid mengaku sempat pesimis. Tapi setelah mencoba turun ke masyarakat untuk melakukan pendekatan dan pengenalan program sambutan positif dari masyarakat pun hadir.

"Untuk covid, tidak terlalu berpengaruh seh disini, karena sebagian besar disini profesinya petani, tiap hari kan mereka berjemur di sawah, kalaupun ada yang reaktif itu karena bawaan dari luar desa." ujarnya tertawa kecil

Selanjutnya pria pemilik akun sosmed Rasyid Keren ini mengungkap bahwa saat ini Desa Batuah sedang mengembangkan tiga destinasi wisata baru, diantaranya 'Dewi Belai', Desa Wisata Benua Elai, yakni sebuah perkebunan elai yang akan dibuat pembuahan diluar musimnya, sehingga buah Elai bisa didapatkan setiap bulannya, tidak mesti menunggu musimnya.

Kepala Desa Batuah Abdul RasyidKepala Desa Batuah, Abdul Rasyid (Foto: Ahmad S/TIMES Indonesia)

"Di dalamnya nanti ada taman budidaya buah Elai, pembibitan, ada ruang workshop di kebun dasa wisma untuk pengenalan buah Elai mulai dari pembibitan, pemeliharaan hingga panen, jika nanti ada wisatawan yang mau belajar bisa disitu, luasnya sekira 10 hektar terletak di RT 31" ungkapnya.

Buah Elai merupakan buah khas Kalimantan Timur, Bentuknya sekilas mirip dengan buah durian, kulitnya sama, berduri tajam, berwarna kuning, aromanya pun khas seperti buah durian tetapi tidak begitu menyengat. Jika dikupas, dagingnya berwarna orange, sedangkan durian berwarna kekuning-kuningan, kemudian teksturnya agak kasar dan cenderung kering.

"Selain itu, kita juga memanfaatkan lahan eks tambang, kerja sama dengan pihak perusahaan membuat Tabuan Agro Tecno Park, nantinya ada persawahan, sawit yang tumpang sari dengan jagung, serta tanaman buah dan produktif lainnya," sambungnya.

Rasyid mengungkap luas lahan untuk Tabuan Agro Tecno Park adalah 300 hektar, dengan menggunakan segala jenis konsep pertanian modern.

"Untuk Sawah kita sudah dua kali panen, semua dikelola oleh Bumdes, dengan harapan dapat mendongkrak PAD kita," ucapnya.

Untuk lokasi yang ketiga, adalah Taman Mastri Desa Batuah, sebuah lokasi outbond, berkonsep wisata, terdapat villa, kolam pemancingan serta gerai untuk produk UMKM Batuah. 

"Tempat wisata ini, kita berkolaborasi dengan investor. Sekaligus membuat peternakan sapi dan kambing untuk edukasi. Jadi selama pandemi ini, kita arahakan masyarakat untuk makin produktif," ungkapnya

 Rasyid menambahkan, angka covid di Desa Batuah sangat rendah karena kedisiplinan warganya yang selalu menerapkan protokol kesehatan, bahkan ujarnya jika ada acara baik formal maupun non formal, masyarakat secara sukarela menyiapakan tempat cuci tangan yang banyak, semua peserta memakai masker, serta pola hidup sehat diterapkan di setiap rumah.

Desa Batuah memiliki 84 dasa wisma yang masing-masing memiliki kebun-kebun rekreasi edukasi. Dari 84 dasawisma itu, 42 diantaranya masuk kategori berhasil dalam mengelola kebun dan mengemas produknya sehingga, dibentuklah Kelompok Informasi Masyarakt (KIM) di tiap dasawisma itu. 

42 KIM yang dibentuk dalam satu desa di Desa Batuah ini sekaligus yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. KIM diharapkan dapat mengangkat potensi pembangunan ekonomi dan parawisata desa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES