Menyoal Seminar Dukun, Gus Miftah: Kasihan Perjuangan Bupati Anas Bebaskan Banyuwangi dari Santet

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Gus Miftah sangat menyayangkan beredarnya pamlet seminar dukun di Banyuwangi. Ulama ngetop ini menilai, perjuangan mantan Bupati Abdullah Azwar Anas dalam memerdekakan Banyuwangi dari santet selama 10 tahun terakhir bisa berakhir sia-sia.
"Kan kasihan perjuangan bupatinya. Sudah sekian lama bagaimana mengupayakan Banyuwangi agar tidak identik dengan perdukunan. Malah gara-gara ini ramai lagi," kata Gus Miftah, Jumat (19/2/2021).
Advertisement
Sejak kabar seminar dukun beredar di media sosial, Gus Miftah mengaku telah berkomunikasi dengan mantan Bupati Abdullah Azwar Anas secara langsung.
"Saya sudah WA sama bupati. Saya bilang, Mas Anas, mas ini hoaks lo ya. Dan ini tidak ada keterlibatannya sama saya. Dan beliaunya bisa mengerti," sambung Gus Miftah.
Selain panitianya yang telah lancang mencatut namanya, Gus Miftah juga menilai panitia acara bertindak sembrono.
"Wah jahat banget to, image-nya ke saya jelek banget gitu lo. Sembrono itu menurut saya panitianya," kata Gus Miftah saat dikonfirmasi TIMES Indonesia melalui sambungan telepon.
Saking kecewanya, pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta ini enggan memenuhi undangan ke Banyuwangi meskipun seminar tersebut berganti tema.
"Kalau toh diganti tema, karena image-nya awal dari perdukunan dan sebagainya sampai rame persantetan saya tetap nggak mau datang," kata Gus Miftah.
"Karena tema ngaji saya selama ini adalah Islam yang rasional. Kalo berkaitan itu (seminar dukun) malah akan merusak. Makanya saya nggak mau datang," sambung pemilik nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman ini .
Tidak hanya Gus Miftah saja yang namanya dicatut tanpa izin dalam rencana seminar dukun di Banyuwangi. Logo media TIMES Indonesia pun juga dipasang tanpa melalui konfirmasi atau komunikasi sebelumnya.
"Pihak TIMES Indonesia biro Banyuwangi tidak pernah mendapat konfirmasi dari pihak panitia dari kegiatan tersebut. Tiba-tiba saja kami mengetahui logo media kami sudah tertera dalam frayer yang sudah beredar," tegas Syamsul Arifin, Kabiro TIMES Indonesia biro Banyuwangi.
Syamsul menegaskan, pencantuman logo TIMES Indonesia pada kegiatan tersebut, dirinya tidak pernah mendapatkan konfirmasi apapun dari pihak panitia. Setelah ini, Syamsul berencana untuk mengkonfirmasi langsung ketua PCNU Kabupaten Banyuwangi.
"Kami berencana akan berkunjung ke PCNU Banyuwangi untuk mengklarifikasi juga. Kami berharap pihak panitia kegiatan ini untuk mengedepankan kordinasi dan kesepakatan sebelum menempel logo seperti flyer yang sudah beredar," kata Syamsul.
Untuk diketahui, seminar Internasional dengan tema 'Dukun dan Perdamaian Dunia' yang rencana diselenggarakan Ansor Banyuwangi bersama Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) ramai diperbincangkan di media sosial.
Kegiatan seminar dukun yang rencananya diselenggarakan pada Sabtu (6/3/2021) bulan depan depan tersebut, mendapatkan ragam penolakan dari banyak pihak. Bahkan narasumber utama yang seorang ulama, Gus Miftah, melakui akun Instagram miliknya mengaku tidak dikonfirmasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |