Peristiwa Daerah

Kisah Penambang Perahu Getek di Kampung 1001 Malam Surabaya

Jumat, 26 Maret 2021 - 15:50 | 55.79k
Penambang Perahu Getek di Kampung 1001 Malam. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Penambang Perahu Getek di Kampung 1001 Malam. (Foto: Khusnul Hasana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di tengah hiruk pikuk dan kemajuan Kota Surabaya rupanya ada sebagian warga yang menggantungkan hidupnya dengan menjadi seorang penambang perahu getek. Rohim salah satunya. Ia berprofesi sebagai seorang penambang perahu getek di Kampung 1001 Malam.

Sebagian besar warga Surabaya pasti tau Kampung 1001 Malam. Kampung ini telah mendapat stigma negatif dari warga Surabaya. Selain karena kampungnya yang kumuh, kampung tersebut juga terkenal sebagai kampung preman, pengemis dan pengamen.

Advertisement

Pagi itu, cuaca sangat cerah, susananya sedang tidak terlalu panas dan juga tidak hujan namun cukup segar untuk warga Surabaya. TIMES Indonesia pun mengunjungi Kampung 1001 Malam.

Rohim yang bekerja sebagai seorang penambang perahu getek tak peduli dengan cuaca cerah kota Surabaya, karena kesehariannya, ia duduk di perahunya dibawah tol Dupak yang gelap. Satu dua orang ia bantu untuk menyebrang sungai Moro Krembangan Surabaya.

"Saya sudah bekerja sebagai penambang perahu getek sejak tahun 1977," ujar Rohim saat ditemui TIMES Indonesia, Jumat (26/3/2021).

Rohim tak pernah menetapkan berapa harga yang orang bayar untuk menggunakan jasanya. Seribu dua ribu ia terima, satu hari ia berhasil mengumpulkan Rp. 60 ribu hingga Rp. 70 ribu dari kegiatannya menambang perahu getek.

"Kalau kita ndak narget, biasanya seribu (Rp. 1.000) dua ribu (Rp. 2.000) kadang-kadang kalau langganan ya seikhlasnya," ungkap pria 50 tahun itu.

Arus sungai yang tidak terlalu deras pagi itu membuat Rohim pun menarik geteknya dengan tenang dan senyum wajah yang mengembang. Bahkan bau sungai yang begitu menyengat tak ia hiraukan. "Kalau bau sudah biasa, kita sudah kebal dengan bau sungai," tuturnya.

Ia mengatakan, sebagai seorang penambang perahu getek tentu ada suka duka. Dukanya, ketika air sungai cukup deras, ia harus berhenti menambang perahu. Dengan geteknya itu, ia telah membantu banyak orang terhubung dari Jalan Tambak Asri menuju jalan Dupak dan Kampung 1001 Malam.

"Karena perahu getek ini saya bisa menyebrangkan anak-anak yang rumahnya disana (Tambak Asri) tarus sekolahnya disana (Jalan Dupak), sekarang mereka banyak yang jadi sarjana bahkan jadi Dosen," tandasnya.

Sebenarnya, di Sungai tersebut ada jembatan, namun orang lebih memilih menggunakan perahu getek karena lebih efektif waktu.  Rohim juga mengatakan bahwa sebenarnya dulu di sekitar tempatnya menambang getek ada sebuah jembatan. Namun, jembatannya sengaja diputus.

"Diputus karena daerah sini (Kampung 1001 Malam) daerah rawan saat itu banyak copet bajing loncat,"  terang Rohi.

Meski hanya sebagai seorang penambang perahu getek, tak membuat Rohi mengeluh. Dengan perahu geteknya di Kampung 1001 Malam Kota Surabaya itu, ia telah mampu menghidupi anak dan istrinya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES