Hasil Panen Padi di Bondowoso Meningkatkan 3 Ton Per Hektar, Berkat Program Agro Solution

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Sejumlah petani di Desa Bondoarum, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso melakukan penen padi raya, Sabtu (10/4/2021). Hasilnya pun meningkat signifikan dibandingkan panen padi musim sebelumnya. Hal itu berkat penggunaan pupuk nonsubsidi melalui program Agro Solution.
Program tersebut milik PT Pupuk Kaltim dan diselenggarakan oleh setiap distributor. Sementara untuk di Bondoarum total ada 10 hektar demplot, yang petaninya didampingi oleh CV Abdi Karya Mandiri (AKM).
Advertisement
Pendampingan oleh distributor AKM dilakukan sejak pembibitan hingga produksi. Tak hanya itu, distributor juga memfasilitasi pendanaan dengan perbankan atau dana pribadi.
Sementara untuk di Desa Bondoarum biaya diberi pinjaman distributor langsung. Tentu untuk teknis penanamannya didampingi PPL Dinas Pertanian.
Adapun pupuk nonsubsidi yang digunakan adalah pupuk Urea Granol dan NPK Pelangi. Panen kali ini adalah varietas padi Logawa. Namun demikian, petani juga ada yang menggunakan padi hibrida Mapan P-05.
Ketua kelompok tani Tani Jaya 1E Desa Bondoarum, Fathor Rasi mengatakan, semenjak menggunakan pupuk nonsubsidi, hasil panen meningkat hingga 3 ton per hektar. Biasanya sekitar 6 ton meningkat jadi 9,3 ton.
"Sekarang yang dipanen varietas Logawa. Kalau pakai hibrida, kemarin panen bisa 11,5 ton per hektar. Meningkat hingga 5 ton per hektar," paparnya, Sabtu (10/4/2021).
Fathor menjelaskan, sistem tanam yang digunakan, yaitu jajar legowo (Jarwo), jarak ke samping 20 40 yakni antara padi 20 cm kemudian 40 cm, selang seling. Sementara jarak jejer memanjang 10 cm.
"Kalau yang nonsubsidi baru kali ini. Dalam 10 hektar itu ada 37 petani. Kepemilikan lahannya bervariasi, ada yang 100, 200 meter. Ada juga yang 1 hektar," paparnya.
Menurutnya, setelah melihat hasil panen melimpah, banyak petani di desanya yang ingin ikut Program Agro Solution, meskipun harus menggunakan pupuk nonsubsidi. "Meski harga pupuk nonsubsidi mahal, tetapi hasil panennya meningkat," ucapnya.
Adapun setiap satu hektar, penggunaan pupuknya 500 kg, dengan rincian NPK Pelangi 300 kg dan Urea Granol 200 kg.
"Pemasangannya saat umur 15 hari dan 25 hari. Sebelum tanam juga ada pupuk dasar, yaitu pakai pupuk organik. Untuk varietas apa saja boleh, tergantung kondisi lahan," paparnya.
Ada beberapa alasan yang membuat Fathor beralih ke nonsubsidi. Pertama karena pupuk subsidi pemerintah dikurangi. Kemudian hasil panen jauh lebih melimpah. "Kami dapat pinjaman modal dari distributor, dan ini juga sudah ada pembelinya," akunya.
Sementara Kordinator Agro Solution Jawa Timur, NTB dan NTT, Supriyadi mengatakan, bahwa PT Pupuk Kaltim berkali-kali melakukan demplot dan hasilnya memang meningkat.
Agro Solution ini kata dia, melibatkan berbagai pihak. Terdiri Pupuk Kaltim, distributor, perbankan, Dinas Pertanian, offtaker, dan untuk asuransi pertaniannya ada Jasindo.
Sejauh ini di Bondowoso yang menggunakan pupuk nonsubsidi sekitar 100 hektar. Tentu penggunaan pupuknya harus sesuai, tidak boleh berlebihan. "Kalau menggunakan nonsubsidi, ada perbedaan dan meningkat 40 persen lebih," terang pria asli Lawang ini.
Ke depan kata dia, yang perlu ditingkatkan adalah mengubah mindset petani agar tidak ketergantungan pada pupuk bersubsidi. Salah satunya melalui demplot Agro Solution.
"Petani itu pakai ilmu mata, apa yang dilihat itu yang ditiru. Kami dengan satributor juga bersama-sama melakukan temu tani untuk edukasi," tegasnya.
Hadir dalam panen padi di demplot Agro Solution Desa Bondoarum, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso tersebut, Plt Kepala Dinas Pertanian Bondowoso, Hendrik Widotono, Direktur CV AKM Sindhy, PPL, sejumlah petani dari dua Poktan, dan sejumlah pihak terkait lainnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |