Mengenang 65 Tahun Wafatnya Sosok Dermawan KH Romli Tamim

TIMESINDONESIA, JOMBANG – 65 tahun lalu Kabupaten Jombang kehilangan salah satu tokoh agama terkemuka, khususnya warga Nahdiyin dan Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang. Dialah KH Romli Tamim.
Pencipta dan penyusun bacaan wirid Istighasah bernama lengkap KH Muhammad Romli Tamim itu wafat pada tanggal 16 Ramadan 1377 H atau tanggal 6 April 1958 lalu.
Advertisement
Selain terkenal sabagai seorang mursyid thariqah. KH Muhamaad Romli Tamim juga terkenal sebagai seorang yang dermawan dan suka memberi kepada orang yang membutuhkan.
Hal tersebut dibenarkan dan dibuktikan salah satu cerita KH Mujib Mustain yang tak lain cucu KH Muhammad Romli Tamim dalam sebuah unggahan akun resmi Ponpes Darul Ulum @darululum.official yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh TIMES Indonesia.
Kiai Romli Tamim atau Mbah Romli setiap Jum'at pagi sering terlihat 'mrebes mili' (menangis sedih) saat tidak mempunyai uang.
Kesedihan Mbah Romli tidak mempunyai uang bukan tanpa sebab, melaikan karena ia tak bisa memberikan uang kepada orang yang sedang membutuhkan.
Suatu hari pernah ditanyakan kesedihan Mbah Romli oleh KH Mustain Romli yang tak lain merupakan putra Mbah Romli. "Kenapa Bapak kelihatanya sedih sampai mau menangis gitu," tanya KH Mustain Romli kepada Ayahnya.
Kemudian beliau (Mbah Romli) menjawab "Iya in, Iya in kepengen menangis rasanya ketika hari Jum'at seperti ini tidak mempunyai uang. Jadi tidak bisa jalan-jalan ke kampung membagikan uang kepada orang yang membutuhkan," jawab Mbah Romli.
Seperti yang diketahui, Mbah Romli mempunyai kebiasaan ketika selesai mengimami jamaah shalat subuh keliling kampung.
Menurut KH Mustofa Mas'ud bin Ibu Nyai Maimunah Binti Cholil Al-Juraimy, Ia pernah bercerita. Selesai menunaikan shalat subuh, ia pernah diajak Mbah Romli untuk keliling kampung sekitar pesantren. Di sana Mbah Romli terut menyapa warga sekitar.
Sapa Mbah Romli kepada warga sekitar "Bagaimana, Suamimu, anakmu sehat? Itu dapurmu kok belum ada asapnya (belum masak)?," tanya Mbah Romli dalam cerita.
Kemudian warga sekitar menjawab "Iya, belum punya beras yai," katanya. Setelah itu, Mbah Romli langsung menyuruh untuk mengambil beras di rumahnya. "Di rumah, ambilkan beras," jawab Mbah Romli.
Menurut KH Mustofa, dalam pejalanan keliling kampung melihat anak kecil juga langsung diberi uang. Tak hanya itu, sikap dermawan dan baik hati KH Romli Tamim juga ditunjukkan ketika bertemu orang sering menyapa dan menolong yang membutuhkan, khususnya di Kabupaten Jombang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |