Cahaya Mirip Meteor Nampak di Langit Banyuwangi, Ada Dentuman Keras Setelahnya
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Seberkas cahaya memanjang nampak di atas langit Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Jika dilihat secara sekilas kilatan cahaya tersebut mirip seperti sebuah meteor yang memasuki atmosfer bumi. Tak lama kemudian disusul ada sebuah suara dentuman keras yang terjadi.
Penampakan tersebut berhasil terabadikan kamera CCTV pada Jumat (4/6/2021) malam kemarin.
Advertisement
Foto kilatan mirip meteor jatuh tersebut sekilas langsung menyebar di grup media sosial. Seperti di Facebook dan WhatsApp. Alhasil, masyarakat pun dihebohkan dengan beredarnya foto ini.
Foto cahaya misterius ini berhasil terekam CCTV pemantau Pos Pengamatan Gunung Api Raung. Sumber cahaya tersebut berasal dari atas Gunung setinggi 3.332 mdpl tersebut.
"Melaporkan, CCTV Pos Pantau G.Raung merekam cahaya pada pukul 19:51:10 WIB. Tidak bisa dipastikan benda tersebut apa, namun tidak berkaitan dengan aktivitas G. Raung," tulis keterangan pada foto mirip meteor jatuh tersebut, seperti dikutip TIMES Indonesia pada Sabtu (5/6/2021).
Saat dikonfirmasi, Ketua PPGA Raung, Mukijo pun membenarkan terkait adanya foto tersebut. Saat terjadi kilatan tersebut, sejenak langit di atas Gunung Raung menjadi sangat terang. Samar-samar kemudian meredup. Namun waktu berlalunya sangatlah cepat.
Banyak bintang-bintang teramati diatas Gunung Raung. (FOTO: CCTV Pos Pengamatan Gunung Api Raung)
"Memang benar ada kilatan di atas Gunung Raung. Itu terekam dalam CCTV kami," kata Mukijo.
Meski ada bukti secara jelas, namun pihaknya tidak berani mengklaim jika cahaya tersebut bersumber dari meteor jatuh. Akan tetapi, pihaknya memastikan jika cahaya tersebut tidak berkaitan dengan aktifitas Gunung Raung.
Mulai beberapa hari ini, Gunung Raung dilaporkan tidak mengalami kenaikan status. Baik kegempaan maupun aktivitas vulkanik terpantau normal pada amplitudo 0,5. Suhu udara di antara 17 derajat hingga 23 derajat.
"Tupoksi kami tidak mengamati benda langit, hanya kebetulan kamera kami menangkap fenomena tersebut," sebutnya.
Kilatan disusul dentuman
Selang beberapa saat setelah kilatan tersebut terjadi, Mukijo menerima laporan adanya dentuman keras yang terjadi. Tidak hanya sekali, banyak masyarakat yang mendengarkan dentuman tersebut namun tidak tau asal muasalnya.
Dentuman tersebut terdengar dari kawasan Kecamatan Kalibaru dan perbatasan Banyuwangi Situbondo. "Iya ada banyak laporan adanya suara dentuman. Dari Kalibaru Banyuwangi dan sekitar wilayah Kabupaten Bondowoso," ujarnya.
Sementara BMKG setempat, tidak merekam adanya kegempaan apapun dalam periode terjadinya kilatan cahaya tersebut. Menurut BMKG, kondisi cuaca di sekitaran Gunung Raung cerah dan tidak ada hujan atau petir yang terjadi.
"Tidak ada gempa apapun. Tapi entah jika sumbernya benda dari atas yang jatuh kemudian menyebabkan getaran. Yang jelas BMKG hanya mencatat gempa yang bersumber dari bawah (tektonik)," kata Benny, prakiraan BMKG Banyuwangi.
Hujan meteor Arietid pada 7 Juni 2021
Penampakan cahaya mirip meteor jatuh di Banyuwangi tersebut kemungkinan bisa dikaitkan dengan hujan meteor Arietid yang sedang terjadi. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan jika hujan meteor ini bisa disaksikan secara jelas pada 7 Juni 2021.
Secara jelas, fenomena hujan meteor ini dapat dilihat kasat mata tanpa bantuan alat. Waktu paling tepat melihat yakni mulai langit gelap hingga menjelang terbit matahari.
Meski terjadi pada 7 Juni, namun kenyataannya Lapan mendapati jika hujan meteor ini sudah terjadi sejak 4 Juni kemarin. Selain pada malam hari, hujan meteor Arietid ini juga bisa disaksikan siang hari.
Pada puncak hujan meteor, teramati akan ada 50 meteor per jam ketika di zenit. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah timur laut sebelum fajar astronomi.
Terkait cahaya misterius mirip meteor jatuh di langit Kabupaten Banyuwangi yang disusul dentuman keras itu, hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Apakah benar hal itu bersumber dari meteor yang kemudian meledak di atmosfer atau apakah fenomena alam lain? (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |