Sejarah Syekh Muhtar Tokoh Pemuka Agama di Padaherang Pangandaran

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Sosok Syekh Muhtar yang merupakan salah satu pemuka agama di Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, dikenal sebagai tokoh kharismatik.
Syekh Muhtar yang wafat pada tahun 1969 itu juga dikenal sebagai salah satu Mursyid Thoriqoh yang berguru kepada Syekh Mbah Bustomil Karim.
Advertisement
Semasa hidup, Syakh Muhtar juga sebagai penyiar ahlussunnah wal jamaah dan banyak mencetak santri diberbagai daerah hingga menjadi Kiyai.
Makam Syekh Muhtar yang berlokasi di Pegunungan Ciaren, Dusun Purwasari, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran kerap dikunjungi peziaroh dari berbagai wilayah diwaktu tertentu dan setiap malam Jum'at.
Karena kedekatan Syekh Muhtar dengan Syekh Mbah Bustomil Karim setiap haol Syekh Mbah Bustomil Karim makam Syekh Muhtar ramai dikunjungi masyarakat dari Kabupaten Cilacap, Patimuan, Cinyawang, Purwadadi, Manganti, Tasikmalaya dan Bekasi.
Tempat pemakaman Syekh Muhtar di Pegunungan Ciaren, Dusun Purwasari, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran (Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
"Sayangnya di makam Syekh Muhtar belum dilengkapi sarana dan fasilitas seperti tempat wudhlu dan arena parkir kendaraan," kata salah satu keturunan bernama KH Abdul Kholiq.
Ditambahkan KH Abdul Kholiq, berdasarkan keterangan, Syekh Muhtar memiliki mempunyai istri bernama Newh Nio dari Dusun Panglanjan, Desa Cintaratu, Kecamatan Parigi.
Dari istrinya itu ia mempunyai anak 11 anak dan mulai menetap di Padaherang.
Awalnya karena misi tugas sebagai pemuka agama dari tahun 1917 sampai dengan tahun 1962 beliau juga berdakwah di wilayah Kecamatan Padaherang sekaligus menjadi paraji sunat.
Jalan menuju makam Syekh Muhtar di Pegunungan Ciaren, Dusun Purwasari, Desa Paledah, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran (Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
"Banyak ceritra masyarakat yang menerangkan Syekh Muhtar selain disegani juga berilmu kanuragan tinggi," tambahnya.
Ilmu yang dimiliki Syekh Muhtar mampu menaklukkan jin dan bisa berjalan diatas air.
"Masyarakat juga pernah menyaksikan saat ada pencuri yang mengambil padi di lumbungnya, pencuri itu mengelilingi lumbung padi punya Syekh Muhtar dari malam hingga pagi dan setelah oleh Syekh Muhtar disuruh pulang baru bisa pergi dari lokasi itu," papar tokoh masyarakat Kabupaten Pangandaran. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Sholihin Nur |