Djathi Kusumo: Bung Karno Sosok Pencetus Perdamaian yang Merakyat

TIMESINDONESIA, MALANG – Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno adalah sosok yang sangat dikagumi banyak kalangan. Kegagahannya memimpin Republik Indonesia, menjadikan Bung Karno sebagai sosok yang sangat merakyat dan pencetus adanya perdamaian.
Menurut pengamatan Budayawan asal Malang, Djathi Kusumo bahwa sosok Bung Karno dari kacamata Politik, Spiritual, Ideologi dan Filsafat, Bung Karno merupakan orang yang menjunjungi tinggi adanya perdamaian sesama manusia dan dari bangsa ke bangsa.
Advertisement
"Dirinya yang menelurkan Pancasila hingga Bhinneka Tunggal Ika, Bung Karno ini adalah sosok asli perdamaian dunia," ujar Djathi Kusumo saat ditemui TIMES Indonesia dikediamannya di Jl Citandui no 14, Kota Malang beberapa waktu lalu.
Menurut Djathi, dalam pedoman hidup yang dimana memang tidak diperbolehkannya manusia menyakiti sesamanya. Hal tersebut oleh Bung Karno sendiri direalisasikan dalam kepemimpinannya, dengan sebutan Exploitation de long parlong, yang berarti jangan Bangsa satu menindas Bangsa lain.
"Dalam eranya hingga saat ini, Bung Karno ingin manusia harus bisa berpikir singkat, jelas, gamblang, rasional dan perlu ilmiah," katanya.
Maka dari itu, Bung Karno sendiri yang dikenal sangat gandrung dengan kesatuan dan persatuan manusia di muka bumi ini. Tidak ada yang bermusuhan, karena semua memang diciptakan untuk saling mengenal.
Ia menambahkan, waktu itu Barat masih sulit diajak bergabung. Karena selama 500 tahunan di Indonesia masih ada VOC. Akhirnya Bung Karno membuat (Konferensi) Asia Afrika, Dimulai dengan olahraga dan kesenian dulu, kemudian timbulah suatu tempat di Bandung dengan nama Asia Afrika.
"Oleh karena itulah Bung Karno adalah sosok pecentus perdamaian yang mendamaikan bangsa-bangsa di dunia dan juga dipidatokan di PBB. Ternyata sambutannya bukan main hebatnya," tuturnya.
Sementara itu, sosok Bung Karno yang dikenal sangat merakyat, dikisahkan Djathi Kusumo saat Bung Karno pernah menemui seorang petani yang sedang mencangkul, Bung Karno pun bertanya beberapa hal.
"Beliau (Bung Karno) bertanya, pak itu lagi apa ? Petani itu menjawab, ini sedang mencangkul sawah untuk ditanami padi pak. Ini sawah kami, sapi dan kerbau juga punya kami," katanya.
Dengan perbincangan itulah, disimpulkan Bung Karno bahwa warga Indonesia ini sebenarnya tanahnya kaya raya dan rajin. Akan tetapi kenapa miskin.
Akhirnya Bung Karno merenung, ternyata negerinya memang sedang dalam penjajahan yang merubah sistem kenegaraan yang menguntungkan mereka dan menderitakan rakyatnya sendiri.
"Oleh karena itu, Bung Karno ingin anak-anak negeri ini bisa jujur, sadar, berkorban untuk kepentingan kemanusiaan dan negara. Dan juga hidup sehari-hari akrab dengan alam," tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |