Mikroplastik Ancam Bahan Baku Air Bersih, Puluhan Pemuda Rayakan Kemerdekaan di atas Sungai Brantas

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang ke-76 Republik Indonesia puluhan anak muda dari berbagai komunitas pengamat sungai ikut serta dalam ekspedisi pemberantasan pohon plastik di sungai Brantas pada tanggal 17-18 Agustus 2021.
Mereka mengambil langkah untuk membersihkan sampah plastik di sepanjang Sungai Brantas mulai dari Kecamatan Wringinanom Gresik hingga Karangpilang Surabaya.
Advertisement
“Sungai Brantas penting bagi Surabaya dan Gresik karena digunakan sebagai bahan baku air bersih PDAM. Namun, disayangkan banyak ditemukan sampah plastik di air maupun yang terlilit pada pohon tepi sungai,” kata Thara Bening Sandrina, koordinator River Warrior, salah satu komunitas yang berpartisipasi pada kegiatan itu.
Thara menjelaskan bahaya yang mengancam dari sampah plastik yang tersangkut di dahan pohon di tepi sungai. Hal ini dikarenakan benda tersebut akan terfragmentasi menjadi potongan mikroplastik, yaitu partikel plastik yang ukurannya kurang dari 5mm.
Mikroplastik itulah yang dapat mencemari air sungai yang digunakan sebagai sumber air bersih PDAM.
Kami menemukan ada 467 batang pohon tepi sungai sepanjang Wringinanom hingga Driyorejo yang terlilit sampah plastik.
"Kami juga menemukan 97 timbunan sampah di tepi sungai, terutama di Desa Cangkir ada sampah yang longsor masuk ke Kali Brantas,” imbuh Firly Mas`ulatul Janah, koordinator ekspedisi pembebasan pohon dari sampah plastik tersebut.
Alumnus FISIP Unair itu menjelaskan, terdapat banyak sampah di sungai dikarenakan tidak semua warga mendapatkan pelayanan pengelolaan sampah.
Dari data yang diperoleh, hanya sejumlah 15 persen warga desa di Kecamatan Driyorejo dan Wringinanom yang sampahnya mendapat pengelolaan. Selebihnya atau 85 persen warga desa membuang sampahnya ke sungai tanpa pengelolaan sampah konvensional.
Sebagaimana diketahui, Indonesia menghasilkan 8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya. Diantaranya, baru 3 juta ton sampah plastik yang berhasil dikelola.
‘’Sebanyak 5 juta ton, tidak terkelola seperti dibakar, ditimbun di lahan kosong, dibuang di TPA dan 2,6 juta ton sampah dibuang ke sungai,” ungkap Dr. Chomariyah, Dekan Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya yang turut serta dalam aksi bersih-bersih tersebut.
Selain membersihkan sampah plastik yang terlilit di pohon, 30 aktivis juga melakukan aksi pada tumpukan sampah di depan rumahnya Kades Cangkir, Driyorejo.
“Warga Cangkir harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti tas kresek, styrofoam, sedotan, sachet dan botol air minum,” ucap Bunga Surya Ekasari, relawan Sungai Nusantara, dalam orasinya di sungai Brantas memperingati hari kemerdekaan yang ke-76 Republik Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |