Pemilik Cafe di Bondowoso Antusias Sambut Rencana Pemkab Gaungkan Lagi BRK

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pelaku usaha di hilir terutama cafe, antusias dan menyambut baik rencana Pemkab Bondowoso dalam menggaungkan kembali branding BRK (Bondowoso Republik Kopi).
Seperti diketahui, kurang lebih dua tahun terakhir, branding BRK tidak mendapatkan perhatian Pemkab. Padahal brand BRK sudah mengantongi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM.
Advertisement
Syamsi, salah seorang pemilik cafe di Kampung Kopi Pelita mengaku sangat bahagia jika branding BRK kembali digaungkan oleh pemerintah.
"BRK sejatinya tidak pernah hilang. Pelaku usaha tetap menggunakan branding itu. Meski selama ini tidak ada perhatian pemerintah," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (3/9/2021).
Owner cafe Tjap Daoen tersebut mengatakan, sejauh ini memang pemerintah cenderung tidak hadir sama sekali. Belum lagi diterpa pandemi Covid-19.
"Kalau Bondowoso Republik Kopi mau dibranding lagi. Saya sangat berterima kasih. Sebab dengan adanya BRK, banyak para pelaku usaha baru. Banyak anak muda bergerak di bidang perkopian," jelasnya.
Jika betul-betul ingin membranding BRK, pihaknya menyarankan agar pemerintah gencar lagi meberikan pendampingan kepada SDM pelaku kopi khususnya petani.
"Agar kualitas kopi Bondowoso tetap terjaga. Tentu juga disediakan fasilitas yang dibutuhkan," harapnya.
Sementara untuk cafe bisa disupport dengan branding. Apalagi terdapat area cafe yang dikenal dengan Kampung Kopi Pelita di Tamansari dan Kopi Kluncing.
"Kampung Kopi Pelita itu lahir dari bawah. Mereka kompak sampai sekarang. Sudah ada legal formalnya. Sehingga dengan sedikit sentuhan dari pemerintah maka akan sangat membantu menghidupkan kembali branding BRK," paparnya.
Baginya BRK tidak hanya sekedar branding. Tetapi terpenting kata dia, juga penyiapan SDM di bawah atau petani, eksportir hingga pemilik cafe. "Saya mendukung rencana pemerintah dalam mengorbitkan kembali BRK," imbuhnya.
Salah seorang penjual bubuk kopi Ijen Raung, Muhlis sangat mendukung dan menyambut baik langkah Pemkab Bondowoso tersebut.
"Kopi itu memiliki potensi besar untuk mendongkrak ekonomi masyarakat dan pasarnya juga sudah jelas," katanya.
Namun demikian, pihaknya berharap pemerintah bisa mengedukasi petani terutama di kawasan Ijen dan Raung. "Sebab di sana ada sekitar 44 kelompok tani. Dimana beberapa tahun lalu dibina oleh BI (Bank Indonesia) dan Puslitkoka Jember," jelasnya.
Saat ini kata dia, mereka butuh lagi diedukasi agar mereka mengelola kopi itu sesuai dengan SOP (standart operational procedure). "Sebab jika tidak sesuai SOP maka berdampak pada kualitas kopi," imbuhnya.
Menurutnya, kopi di Ijen Raung adalah kopi berkualitas tinggi. Selain memiliki IG, kopi Arabika Ijen Raung masuk kopi Arabika Specialty dengan cinta rasa khas.
"Mulai rasa, aroma dan sebagainya. Jika diolah dengan baik, maka kopi Bondowoso tidak kalah dengan kopi lain. Seperti Kopi Kintamani, dan kopi yang sudah terkenal di dunia," jelasnya.
Namun sejak pemerintah tidak memperhatikan petani kata dia, ada beberapa petani yang mengolah kopi tidak susai prosedur. Misalanya tidak lagi petik merah, dan mencampur biji kopi merah dengan biji kopi yang belum waktunya dipanen.
"Karena kurang edukasi petani, sekarang ini lebih mengejar keuntungan. Ini bahaya terhadap kualitas kopi Bondowoso. Pengusaha seperti saya ini tergantung pada produk di hulu. Karena kita belinya ke petani," paparnya.
Seperti diketahui, Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia. Secara geografis, 48 persen areanya adalah perbukitan yang ketinggiannya 500 hingga di atas 1000 mdpl (Meter di Atas Permukaan Laut).
Saat ini lahan kebun kopi di Bondowoso mencapai 13.649 hektar. Tersebar di dua kawasan. Yakni kawasan lereng Ijen Raung yang berbatasan dengan Banyuwangi dan Situbondo. Serta area barat di Lereng Argopuro yang berbatasan dengan Jember dan Probolinggo.
Kabupaten ini dideklarasikan sebagai BRK (Bondowoso Republik Kopi) pada pemerintahan sebelumnya. Selain pembinaan terhadap petani sehingga produknya bisa ekspor. Pemerintah saat itu juga memberikan pembinaan kepada pelaku usaha dan pemilik cafe di Bondowoso.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |