Peristiwa Daerah

Gubernur Jatim Khofifah Terima Aduan Tim PCare Vaksin Soal Input Data

Minggu, 19 September 2021 - 13:22 | 300.84k
Gubernur Jatim Khofifah saat meninjau pendataan Tim PCare Vaksin di Golden City Mall Surabaya, Minggu (19/9/2021). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Gubernur Jatim Khofifah saat meninjau pendataan Tim PCare Vaksin di Golden City Mall Surabaya, Minggu (19/9/2021). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima aduan dari Tim Primary Care (PCare) Vaksin tentang penginputan data. Keluhan tersebut ia terima saat meninjau Vaksinasi Bhinneka bagi warga pinggiran di Golden City Mall Surabaya, Minggu (19/9/2021).

Setelah memberikan semangat kepada warga, Khofifah memastikan bahwa pendataan PCare Vaksin berjalan lancar. 

Sebab PCare merupakan bagian penting guna memastikan pelaporan data warga yang sudah divaksin.Namun dalam kesempatan itu, Khofifah menerima keluhan Tim P Care Vaksin. 

"Nah, rupanya ada beberapa hal yang masih menjadi kendala. Tadi Koordinator dari Tim PCare menyampaikan ada data dari kependudukan yang belum semua bisa terinsert di dalam sistem PCare," ungkapnya. 

Koordinator PCare Vaksin Farida Nisfu mengatakan, tim kesulitan mendata beberapa Nomor Induk Kependudukan (NIK) warga yang tengah melakukan vaksinasi. Salah satu masalah terkait pendataan yang tidak sinkron. 

"Jadi kita itu ada PCare belakang sama PCare depan. Susahnya adalah ketika NIK atau data diinputkan di awal itu salah," jelasnya. 

Ia mengatakan, kendala biasanya berawal saat proses screening kesehatan ketika petugas memasukkan data pasien. Misal terdapat kesalahan satu angka dalam proses penginputan. Kesalahan bisa dari sistem Dukcapil maupun human error. Kesalahan data ini akan menyulitkan saat melakukan proses vaksinasi dosis kedua. 

"Biasanya kesalahan dari sistem Dukcapil. Kadang ada yang di sistem tanggal lahirnya bulan 9 tapi di KTP-nya bulan 7. Tapi juga bisa dari yang menginputkan sendiri ada yang kurang. Bisa jadi kelelahan," ucapnya. 

Masalah ini akan berdampak penundaan sertifikat vaksin. Sehingga warga tidak terdaftar dalam aplikasi Peduli Lindungi. 

"Jadi sertifikat tertunda karena yang menerbitkan Kemenkes menyesuaikan dari data yang kita input. Dan biasanya kalau memang sudah sesuai sama data di Kemenkes, nggak sampai 24 jam sudah keluar," tandas Farida.

Gubernur Jatim Khofifah a

Mendengar permasalahan tersebut, Gubernur Khofifah meminta agar ke depan tersedia card atau kartu bagi warga yang melakukan vaksin untuk proses verifikasi ulang. 

"Makanya menjadi penting meskipun digitalisasi sistem sudah dilakukan. Ke depan  saya minta tolong supaya diberikan card atau kartu agar bisa melakukan verifikasi kembali," kata Khofifah. 

Gubernur juga bercerita menemukan kendala serupa di beberapa daerah. Banyak data belum bisa terakses di Aplikasi Peduli Lindungi. 

"Ini juga saya temukan di berbagai daerah, yang terbesar kemarin saya temukan di Kabupaten Malang," tandasnya. 

Ia juga melihat kecenderungan anak muda mengikuti vaksin untuk akses masuk mall. Namun, jelas Khofifah, hal tersebut tak lantas menjadi soal. 

"Jadi gravitasi-gravitasi tertentu yang menjadikan semangat untuk mengikuti vaksinasi, kita bisa memahami. Tapi bagi pemerintah, masyarakat makin banyak tervaksin Insya Allah makin terlindungi," ucap Gubernur Jatim Khofifah. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES