Hari Batik Nasional: Industri Batik Tasikmalaya Bangkit di Masa Pandemi

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Memasuki sebuah workshop batik di kampung batik di Kampung Ciroyom, Cigeureung, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terlihat seorang pria membentangkan sehelai kain katun berwarna kuning, pria tersebut meletakkan kain tersebut di sebuah meja kayu yang sudah usang dimakan waktu, melangkah ke sebuah ruangan berukuran 5 x 7 meter tercium bau asap dari sebuah tungku yang diatas nampak dua buah drum besar yang berisi belasan kain batik.
Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor kehidupan, termasuk para perajin batik yang ada di Kota Tasikmalaya. Berbagai upaya dan strategi mempertahankan usaha batik terus diperjuangkan walaupun harus memutar otak dan memeras keringat agar usaha produksi batik warisan budaya nenek moyang bisa tetap eksis di Kota Tasikmalaya.
Advertisement
Salah seorang pelaku usaha batik di kampung batik Tasikmalaya Irni Susanti menuturkan kepada TIMES Indonesia kondisi para perajin dimasa pandemi telah mengalami penurunan omset yang sangat dratis sekali, bahkan ada sebagian yang berhenti berproduksi.
Pelaku usaha batik Tasikmalaya Irni Susanti didampingi suaminya Irwan memberikan keterangan kepada TIMES Indonesia di showroom Jigi Batik, Kampung Batik Ciroyom Cigeureung, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sabtu (2/10/21) siang (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
"Satu tahun pertama pandemi itu tidak ada produksi, kita hanya menjual pada sisa stok barang yang ada, walaupun ada beberapa pesanan itu skala kecil, kalaupun diterima pesanan tersebut tidak akan menutupi terhadap biaya operasional," ungkapnya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (2/10/2021) siang
Ibu berkerudung pemilik galery Batik JIGI ini menambahkan saat ini kondisi sebagian perajin batik sudah mulai bangkit kembali, walaupun tidak senormal sewaktu produksi sebelum masa pandemi, menurutnya setelah PPKM diberlakukan tidak begitu ketat, dengan melonggarkan aktivitas masyarakat sangat berdampak pada perkembangan pelaku usaha batik di Tasikmalaya.
"Alhamdulilah sekarang sudah lumayan, walaupun belum normal, sekarang kan beberapa perusahaan sudah meulai beraktivitas kembali, sekolah SD sekarang sudah mulai, terus pesta hajatan nikah sekarang sudah ada," tuturnya.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ini menuturkan seiring dengan aktivitas kebiasaan adaptasi baru di masa pandemi dimana aktivitas sudah berjalan, kini pelaku usaha batik mulai bangkit kembali dengan menerima beberapa pesanan dari sekolah dan perusahaan swasta untuk memenuhi kebutuhan seragamnya. Galery JIGI miliknya pun sudah mulai didatagi konsumen, dan pesanan secara online pun sudah mulai ada walaupun tidak banyak dari berbagai kota seperti Bandung, Maluku, bahkan dari negeri jiran Malasya.
Seorang pembatik Dede Darusman membatik dengan proses printing pada sehelai kain katun kuning di salah satu workshop Kampung Batik Ciroyom Cigeureung, Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sabtu (2/10/21) siang (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Dirinya optimistis usaha batiknya dapat berkembang apalagi saat ini galerynya diikutsertakan workshop di Jakarta oleh PT. Pertamina.
Ditempat terpisah seorang karyawan Galery Nanda batik Dede Darusman (36) mengungkapkan beberapa bulan terakhir dirinya bisa beraktivitas kembali bekerja membuat batik printing di tempat majikannya.
"Alhamdulilah tos dua sasih ieu lah, abdi ngadameulan baik ieu, sataun kapungkur mah atos we calik teu padameulan (Alhamdulilah dudah dua bulan terahir ini saya bisa bekerja membatik lagi, setahun yang lalu saya hanya bisa duduk saja tidak ada kerjaan)," ungkapnya.
Pria lajang ini berharap pandemi segera berlalu dan produksi batik dapat berkembang pesat sehingga warisan budaya luhur ini dapat terus bisa dilestarikan, di Hari Batik Nasional tahun ini pun Dede merasa senang serta optimis karena masih ada perhatian dari masyarakat yaitu beberapa kelompok komunitas berkunjung memperhatikan keberadaan batik Tasikmalaya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |