Peristiwa Daerah

Sepuluh Dalang Wayang Golek Asal Sumedang Warnai Peringatan Hari Wayang Nasional

Senin, 08 November 2021 - 15:25 | 157.63k
Pagelaran wayang golek oleh Dasa Dalang Sumedang dalam memperingati Hari Wayang Nasional di Padepokan Sunda Mekar Situraja (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Pagelaran wayang golek oleh Dasa Dalang Sumedang dalam memperingati Hari Wayang Nasional di Padepokan Sunda Mekar Situraja (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMEDANG – Sebanyak 10 dalang wayang golek asal Kabupaten Sumedang meriahkan pagelaran seni wayang golek secara bersamaan dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional yang kerap dilaksanakan setiap tanggal 7 November.

Ksepeuluh dalang tersebut yakni, Gaos S.A Sukamanajaya dari Jatinangor, Aos Sanusi Sukanda asal kecamatan Paseh, Moch Rio Suryadi asal Situraja, Deden Yuliabrata dari Cisitu, Yusuf Mustofa Darmaraja, Kiki Tirayana dari Jatinangor, M Yusuf Maulana dari Cimanggung, Ali Farhan Sumedang Utara, Atep Cahya Mulya Cimalaka dan dalang Yayang Eca Iswan Nur'alim dari Sumedang Utara

Advertisement

"Ya tadi malam kami terdiri dari 10 orang dalang, bermain wayang golek secara bersamaan. Bahkan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kebudayaan Sumedang dari Padepokan Sunda Mekar Situraja," ujar Dalang Gaos S.A Sukamanajaya kepada TIMES Indonesia di Sumedang, Senin (8/11/2021). 

Pagelaran wayang golek tersebut, sambung Gaos, digelar dalam rangka memperingati hari wayang nasional oleh dasa dalang atau sepuluh dalang dengan mengusung cerita, 'Jabang Tutuka Jaya Gugah'.

Dasa-Dalang-Sumedang-dalam-memperingati-Hari-Wayang-Nasional-2.jpg

"Meski disiarkan live streaming melalui YouTube, pagelaran wayang golek tadi malam berjalan lancar. Semoga melalui momentum pagelaran wayang golek oleh dasa dalang ini, kesenian wayang golek terus bertahan, berkembang dan semakin mendunia," ungkapnya.

Di kesempatan itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Sumedang, Hari Tri Santosa mengapresiasi positif kegiatan pagelaran wayang golek bertepatan dengan hari wayang nasional yang di bawakan langsung oleh sepuluh dalang. 

"Kabupaten Sumedang dinilai memiliki potensi warisan seni budaya yang cukup banyak baik bersifat bendawi maupun non bendawi. Namun, perlu disadari bersama bahwa kekayaan warisan budaya ini apabila dibiarkan begitu saja lambat laun akan mengalami kepunahan," katanya. 

Olehsebab itu, terang Hari, jangan sampai tidak ada generasi penerusnya. Mengingat, seni budaya merupakan identitas suatu bangsa. 

"Sampai hari ini, pertunjukan wayang golek yang notabane salahsatu seni budaya Indonesia masih bisa dinikmati masyarakat. Terlebih, sudah menjadi warisan budaya dunia bahkan tercatat di Unesco. Jangan sampai besok lusa lenyap, bahkan hilang dari pendengaran. Sehingga, Disparbudpora Sumedang berkomitmen dan berkewajiban untuk menjaga, melestarikan, serta mengembangkan seni budaya wayang golek," tuturnya. 

Selain itu, terang Hari, diharapkan kedepan semakin banyak generasi penerus yang melestarikan seni budaya wayang golek. 

"Kami juga berharap pagelaran wayang golek ini tak sekedar tontonan belaka, namun harus menjadi tuntunan. Mengingat, para pendahulu di bidang pewayangan mengartikan bahwa seni budaya wayang merupakan salahsatu seni budaya yang syarat akan nilai nilai, norma, dan arti penting lainnya. Bahkan, lazimnya cerita dalam sebuah pagelaran wayang mengandung hikmah dan pelajaran yang dapat di ambil kemudian di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Kepala Disparbudpora Sumedang, Hari Tri Santosa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES