Menguak Kembali Kondisi Candi Songgoriti di Kota Batu

TIMESINDONESIA, BATU – Website Cagar Budaya Kemendikbud Ristek RI memajang sebuah foto yang menggambarkan suasana Candi Songgoriti di Kota Batu tahun 1921 atau 100 tahun yang lalu.
Pada sisi kanan foto terlihat sebuah rumah berdiri sangat dekat dari Candi Songgoriti, di mana sebagian struktur bangunannya ditemukan Tim BPCB Trowulan dalam Ekskavasi bulan November 2021 ini.
Advertisement
Struktur bangunan ini ditemukan pada sisi Barat Laut (antara Barat dan Utara) Candi Songgoriti. Terdapat sebuah bangunan kontur bertingkat seperti sebuah kamar mandi yang terdapat semua saluran air.
Pada foto ini menggambarkan seorang bocah Belanda berfoto di pojok candi yang berada di sisi Timur Laut atau berseberangan dengan rumah Belanda tersebut. Tidak jauh dari Candi Songgoriti, terlihat sebuah bangunan besar yang diperkirakan adalah RS Sanatorium (Sekarang RS Karsa Husada) ketika dulu masih berada di Songgoriti.
Foto itu diduga diambil sebelum pemugaran. Hal ini terlihat dari bentuk Candi Songgoriti yang porak poranda tidak tertata seperti sekarang. Arkeolog Belanda J Knebel melakukan inventarisasi yang dilakukan dengan pemugaran Candi Songgoriti tahun 1921.
"Sesuai literatur, Candi Songgoriti ini tiga kali mengalami pemugaran, pada tahun 1921, 1938 dan 1941 oleh Arkeolog Belanda. Kita temukan bekas-bekasnya pada candi induk, di mana pada bagian batu terdapat timah yang menandakan candi ini pernah dipugar atau merupakan batu pengganti," ujar Koordinator Tim Ekskavasi BPCB Trowulan, Muhammad Ikhwan.
Tanda-tanda lain di bawah batur diberikan pondasi dari bahan bata baru dengan spesi semen dan bagian bawahnya terdapat slup dan semen. Dalam Ekskavasi yang berakhir hari ini, ditemukan ukuran pasti Candi Songgoriti.
Hal ini dilihat dari ukuran batur Candi Songgoriti. Batur candi membujur kearah Utara dan Selatan dengan panjang 14,85 meter dan lebar 7,40 meter dengan tinggi batu setinggi kurang lebih 90 centimeter.
Dari penggalian Candi Songgoriti di Kota Batu ini ditemukan banyak eksploitasi sumber air panas dengan ditemukannya banyak pipa besi dan pipa pvc mulai jaman colonial hingga saat ini yang letak pipanya tidak berpola alias simpang siur. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |