Peristiwa Daerah

Menilik Titik Nol Sungai Brantas

Selasa, 23 November 2021 - 10:26 | 295.30k
kawasan Arboretum Sumber Brantas yang terletak di Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Wisata Batu, Jawa Timur.
kawasan Arboretum Sumber Brantas yang terletak di Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Wisata Batu, Jawa Timur.
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGSungai Brantas mengalir sejauh 320 km, dari hulu ke hilir yang bermuara hingga ke Selat Madura. Adapun titik nol Sungai Brantas berada di kawasan Arboretum Sumber Brantas yang terletak di Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Wisata Batu, Jawa Timur.

Titik nol Sungai Brantas ini menyajikan pemandangan alam yang asri dan memanjakan mata, dengan terlihatnya berbagai jenis pepohonan yang menjulang tinggi dengan berbagai macam jenis serta diselimuti udara yang sejuk.

Advertisement

Sungai Brantas b

Pengunjung agar bisa menuju kelokasi Arboretum Sumber Brantas, dianjurkan untuk menggunakan kendaraan pribadi, dikarenakan jarangnya kendaraan umum untuk menuju lokasi tersebut.

Apalagi jarak tempuh ke lokasi cukup memakan waktu lama. Misalnya dari alun-alun Kota Wisata Batu, bisa mencapai 16 Km dengan waktu tempuh sekitar 31 menit.

Suasana tenang dan udara yang sejuk, serta pemandangan alam yang asri membuat kita akan merasa betah untuk berlama-lama disana.

Gambaran titik nol Sumber Brantas berbentuk lubang air, dengan ukuran sedang yang memiliki kedalaman Kurang lebih 1,2 meter. Dari titik sumber mata air inilah, mengalir air yang menjadi sumber penghidupan masyarakat di Jawa Timur.

Pengunjung diperkenankan meminum dan mengambil air dari mata air tersebut secara langsung. Meskipun saat ini tempat tersebut tidak lagi terbuka untuk umum. Penutupan ini terjadi karena banyak para pengunjung yang mengambil bunga di dalam kawasan konservasi. Saat ini hanya beberapa kalangan yang memiliki izin tertentu yang bisa memasukinya.

Manajer Utama Regional I Perum Jasa Tirta (PJT) I, Viari Djajasinga, menjekaskan, bahwa Sumber Brantas merupakan titik nol atau titik awal dari rangkaian aliran air di DAS Brantas.

"Di sini kontinu mengalir sepanjang tahun, baik musim hujan, bahkan kemarau tetap mengalir," kata Viari saat ditemui wartawan di Arboretum Sumber Brantas, Kota Wisata Batu, 19 November 2021 lalu.

Untuk debit alirannya, Viari menjelaskan, jumlahnya bervariasi tetapi dan dapat dipastikan selalu mengalir setiap saat.

Sungai Brantas c

Pada saat musim kemarau 2019 lalu, rata-rata debit alirannya sekitar 1,5 liter per detik sampai 3 liter per detik. Meksipun kecil, alirannya kontinu sehingga debit Sumber Brantas termasuk yang paling konstan sepanjang tahun.

Warga Kota Malang, Mohammad Asmy mengaku pertama kali mengunjungi Arboretum Sumber Brantas. Hal ini bisa dilakukan karena mendapatkan undangan resmi dari PJT I untuk mengikuti kegiatan di Arboretum Sumber Brantas. Oleh karena itu, kunjungan ini menjadi pengalaman dan menabah pengetahuan.

Ada berbagai hal yang dia dapatkan selama mengunjungi Arboretum Sumber Brantas. Selain dapat mengetahui bentuk titik nol Kali Brantas, dia juga bisa menyaksikan suasana alam yang begitu menenangkan. "Kelestarian alam harus kita bersama yang menjaga, salah satunya Sumber Mata Air ini, karena sebagai sumber penghidupan" ucap pria asli AREMA (Arek Malang) ini.

Pihak PJT 1 juga menjelasakan bahwa banjir bandang di Kota Batu, yang terjadi pada 4 November 2021 lalu yang menerjang beberapa desa dari beberapa kecamatan itu tidak separah pada banjir bandang yang terjadi pada 3 Februari 2004.

"Dampak banjir bandang yang terjadi pada 2004 dulu mengakibatkan arboretum juga terdampak dan mengalami kerusakan parah," ungkap Viari Djajasinha.

Banjir bandang pada 2004 telah menyebabkan empat sampai lima jembatan putus. Kejadian ini memberikan dampak cukup berat untuk Arboretum Sumber Brantas.

Diketahui bahwa sebagian besar lahan di hulu Brantas cukup kritis saat ini. Dengan banyaknya alih lahan area yang banyak digunakan sebagai lahan pertanian dan pemukiman. Perlu adanya kerja sama dan peran serta  pemangku kebijakan, baik Pemerintah Kota Batu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maupun Kementerian serta masyarakat untuk membantu dan peduli terhadap sungai.

Upaya tersebut sebagai upaya antisipasi maupun pencegahan baik dengan tahap, jangka panjang, menengah dan jangka pendek tergantung dari jenisnya. Sedangkan untuk jangka pendek, penanganannya, yaitu reboisasi dan mengajak gemar menanam pohon keras di tepi sungai atau lahan hutan gundul. “Tapi memang konservasi merupakan dasar dari pengelolaan sumber daya air dan wajib hukumnya untuk tetap dilaksanakan,” terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES