Dilantik Jadi Ketum PA GMNI Jatim, Deni Wicaksono Paparkan Tujuh Kerja Gotong Royong

TIMESINDONESIA, MALANG – Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Jawa Timur (PA GMNI Jatim) resmi dilantik di Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Banjarejo, Kabupaten Malang, Minggu malam (28/11/2021) dengan ketua baru, Deni Wicaksono.
“Terima kasih Gus Thoriq (KH Thoriq bin Ziyad) berkenan pesantrennya ditempati pelantikan PA GMNI Jatim. Ini menunjukkan kaum santri dan kaum nasionalis ibarat dua sisi mata uang yang tak terpisahkan,” ujar Ketua PA GMNI Jatim, Deni Wicaksono.
Advertisement
Deni mengatakan, upaya untuk merawat dan menumbuhkan spirit nasionalisme di kalangan anak bangsa kini menghadapi berbagai tantangan. Tantangannya pun telah bersalin rupa dengan beragam kompleksitasnya.
“Salah satu tantangan utamanya adalah betapa masifnya radikalisme dan ekstremisme berbalut ideologi transnasional menyusup ke berbagai lini kehidupan kita,” katanya.
“Kaum nasionalis dalam wadah PA GMNI harus berada di garda terdepan untuk menghadapinya, karena kita tidak ingin Indonesia hancur terpecah belah,” sambung alumnus Universitas Airlangga (Unair) tersebut.
Deni menambahkan, dengan berbagai dinamika dan tantangan, semua anak bangsa patut bersyukur bahwa hingga saat ini Indonesia masihlah entitas yang sama seperti kala dideklarasikan pada 1945. Meski demikian, pekerjaan rumah masih menunggu untuk dituntaskan. Salah satunya soal kesejahteraan rakyat.
Kaum marhaenis, lanjut Deni, sudah seharusnya mengimajinasikan sosok kaum marhaen di era digital saat ini bukanlah hanya petani saja. Jika Bung Karno hidup kembali, maka ilham politik itu tidak lagi ditemui pada sosok Marhaen, petani kecil di pelosok Bandung Selatan.
Mungkin, Bung Karno akan bertemu para pekerja yang menenteng gadget dan mengendarai motor dan bertanya apa yang membuatnya kerja siang malam namun tak kunjung sejahtera.
“Kita perlu kembali bertanya secara kritis, bagaimana kita para kaum Soekarnois dalam mengimplementasikan doktrin Tri Sakti di masa kini. Apakah kita telah berdaulat dalam politik, berdikari secara ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan?” ujarnya.
Jika belum, papar Deni, hari ini seharusnya menjadi tonggak sejarah untuk menengok, memformulasikan dan mengimplementasikan doktrin tersebut sesuai semangat zaman.
“Jangan sampai kita, kaum Soekarnois, gagal mewarisi sikap visioner Bung Besar dalam membaca gerak zaman dan kita menjadi tidak relevan,” seru Deni.
Tujuh Kerja Gotong Royong
Untuk membumikan semangat nasionalisme di masa kini, Deni memaparkan tujuh aksi yang akan digeber oleh keluarga besar PA GMNI Jatim.
Pertama, tetap mewaspadai Covid-19, khususnya momentum libur akhir tahun. Semuanya harus bergotong royong agar tidak terjadi gelombang ketiga dengan disiplin protokol kesehatan (prokes), serta menyukseskan vaksinasi hingga mendekati angka 100 persen pada akhir tahun.
Kedua, terus menjaga keberagaman dan melawan intoleransi. “Jangan beri ruang sedikit pun kepada kaum intoleran,” ujarnya.
Ketiga, papar Deni, bekerja memulihkan ekonomi pasca Covid-19. Keempat, pemberdayaan UMKM dan koperasi serta mengawal UMR yang mewadahi semua kepentingan.
“Pemulihan ekonomi harus terus kita dorong. Ekonomi rakyat harus rebound. Hidupkan kembali UMKM dan koperasi, agar ekonomi arus bawah bergerak untuk membuka seluas mungkin lapangan kerja,” beber Deni.
Kelima, reorganisasi birokrasi. Ini adalah langkah konsolidasi ke dalam organisasi untuk memantapkan kerja-kerja kerakyatan PA GMNI. Keenam, yakni pembangunan dan perbaikan infrastruktur merata ke perdesaan.
“Infrastruktur akan meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi rakyat desa. Kita harus kawal dan bantu wujudkan itu sesuai bidang pengabdian kita masing-masing, apakah sebagai pejabat pemerintahan, anggota parlemen, pengusaha, pegiat NGO, dan sebagainya,” tuturnya.
Ketujuh, sambung Deni, membantu membentuk karakter para pelajar. “Ini aksi bersama. Misalnya ada kawan PA GMNI Jatim yang menjadi anggota parlemen, dorong program dan anggaran untuk character building pelajar agar nasionalisme terbentuk dan terhindar dari radikalisme,” pungkasnya.
Pelantikan dengan tema “Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman” tersebut dihadiri Ketua Umum DPP PA GMNI, Ahmad Basarah. Sejumlah tokoh tampak hadir, mulai dari Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak, Ketua DPRD Jatim Kusnadi, dan Kapolda Jatim yang diwakili Kapolres Kabupaten Malang
Sementara Pangdam yang diwakili Dandim, Kajati yang diwakili Kajari Malang, bupati/wali kota dari beberapa daerah di Jatim, hingga pimpinan dan anggota DPRD kabupaten/kota.
Selain itu, sejumlah kalangan mengirimkan karangan bunga ucapan selamat atas pelantikan PA GMNI Jatim dengan Ketum baru Deni Wicaksono. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |