Peristiwa Daerah

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Titip Pesan Terkait Pernyataan Dudung Abdurrahman

Minggu, 12 Desember 2021 - 14:39 | 61.40k
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. KH. Malik Madani. (FOTO: Dokumen ahlulbaitindonesia_)
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. KH. Malik Madani. (FOTO: Dokumen ahlulbaitindonesia_)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. KH. Malik Madani meminta masyarakat harus bersikap arif dan bijaksana. Khususnya dalam memaknai ucapan seseorang.

Menurutnya, seseorang jangan terpaku semata pada ungkapan verbalnya, tapi juga harus didalami substansinya.

Advertisement

Pernyataan itu dikeluarkan Kiai Malik Madani menyikapi opini yang berkembang terkait pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrahman menceritakan pengalamannya berdoa yang biasa dilakukan usai sholat.

Mantan Khatib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menilai terkait substansi yang ingin Jenderal Dudung sampaikan melalui sebuah tayangan video di YouTube.

"Jadi, berdoa tidak harus dengan bahasa Arab, seperti  halnya ketika kita berbicara dengan orang Arab," ujar Kiai Malik Madani dalam keterangannya, dikutip TIMES Indonesia pada Minggu (12/12/2021).

Terkait frasa kata 'Tuhan Bukan Orang Arab' mantan Dekan Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga berkomentar.

"Melainkan justru sebaliknya beliau menganggap Tuhan ya Tuhan, bukan manusia yang membutuhkan bahasa antara lain bahasa Arab," ujarnya.

"Mengapa bahasa Arab disebut secara khusus di sini? Karena ada anggapan bahwa kalau doa tidak berbahasa Arab menjadi tidak maqbul," imbuhnya.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Provinsi DI Yogyakarta itu menyebutkan, bahwa masyarakat hendaknya harus mendahulukan positive thinking (husnudh-dhann) ketimbang negative thingking (suu-udh-dhann).

"Kita harus berbaik sangka bahwa tidak ada maksud beliau untuk menyamakan Tuhan dengan manusia, melainkan justru sebaliknya. Tuhan adalah Tuhan yang pasti mengerti dengan semua bahasa tidak hanya satu bahasa saja," cetus Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Dr. KH. Malik Madani tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES