Peristiwa Daerah

Banyuwangi Wilayah Selatan Diguyur Hujan Es Seukuran Biji Jagung

Kamis, 23 Desember 2021 - 18:22 | 63.60k
Ilustrasi hujan es. (Abi Hafiz/CNN Indonesia)
Ilustrasi hujan es. (Abi Hafiz/CNN Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi wilayah Selatan diguyur hujan deras disertai angin kencang. Bahkan, kurang lebih selama 10 menit terjadi fenomena hujan es di wilayah Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran.

Hujan es dengan ukuran sebiji jagung ini sempat terekam oleh kamera Ali Maskur, warga Kecamatan Cluring saat berteduh didekat balai Desa Wringinrejo sekitar pukul 14.30 WIB, Kamis (23/12/2021).

Advertisement

Namun, dia tak bisa memastikan hujan es ini terjadi menyeluruh di Kecamatan Gambiran atau hanya di Desa Wringinrejo atau sekedar terjadi di lingkup wilayah dia berteduh.

"Seukuran kelereng tapi lebih kecil. Saya berteduh dua kali, pas yang kedua itu sudah hujan biasa bukan lagi es. Kata teman saya juga sudah tidak," kata Ali saat dikonfirmasi wartawan.

Menurut Ali, sebelum hujan es terjadi hawa dingin tiba-tiba terasa. Selanjutnya air hujan yang jatuh juga memiliki suhu yang lebih dingin dari air hujan normalnya. Tak berselang lama, es seukuran biji jagung ikut menyertai hujan yang terjadi.

"Wuh dingin sekali airnya. Beda kaya hujan biasanya," ungkap Ali.

Ditempat dia berteduh, Ali juga menyaksikan hujan es hari ini merusak beberapa rumah warga. Berdasarkan keterangan Ali, beberapa warga mengalami genteng rumahnya pecah akibat hujan es tersebut. Angin kencang juga menyebabkan beberapa material rumah terkoyak.

"Banyak orang menyaksikan. Genteng - genteng rumah banyak yang pecah. Ada kanopi rumah yang roboh. Hujan es cuman sebentar, lalu hujan deras seperti biasa. Tapi ada anginnya kencang," jelasnya.

Sementara itu, Prakiraan BMKG Banyuwangi menjelaskan fenomena hujan es ini memungkinkan terjadi dimana pun khususnya di Negara tropis. Namun, ada syarat tertentu untuk terjadinya hujan es ini.

BMKG menjelaskan, hujan es ini disebabkan oleh awan Cumulonimbus (Cb) yang terbentuk akibat pemanasan dan  cuaca panas yang terjadi.

Awan Cumulonimbus yang sudah berada pada tahap matang (bergumpal hitam pekat) akan mengalami pendinginan atau kondensasi ekstrem. Sehingga berpotensi untuk turun dalam keadaan masih berbentuk partikel padat.

Biasanya, hujan es ini ditandai dengan awan Cumulonimbus yang berlapis-lapis seperti sayur kol. Diantara gumpalan awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas dengan warna abu-abu menjulang tinggi.

"Ini termasuk fenomena alam yang jarang terjadi. Tapi memungkinkan terjadi ketika ada awan Cumulonimbus," kata Anjar Triono.

Namun, fenomena hujan es ini tidak bertahan lama dan radiusnya hanya terbatas. Yakni hanya di wilayah yang dipayungi awan Cumulonimbus saja.

"Sifatnya ini sebentar ya dan lokal. Kalau radiusnya tergantung seberapa luas awan Cumulonimbus yang terbentuk," katanya.

Selama 5 tahun terakhir, menurut Anjar hujan es ini juga kerap terjadi. Namun, sejauh ini ukuran hujan es paling besar yang terpantau hanya sebesar kelereng saja.

Berdasarkan informasi cuaca BMKG, Banyuwangi wilayah Selatan saat ini memiliki kelembaban antara 68 - 94 persen. Angin barat daya berhembus dengan kecepatan 6 - 34 km/jam dengan suhu kisaran 24 - 31 derajat. Diprediksi, hujan akan terjadi di Banyuwangi hingga bulan Januari mendatang.

"Dimohon masyarakat tetap waspada saat terjadi hujan disertai petir dan angin. Jangan berteduh di bawah pohon. Apabila terjadi hujan es hendaknya berhenti dahulu berkendara dan menunggu sampai reda atau es benar-benar hilang," ujar Prakirawan BMKG Banyuwangi tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES