Pemuda Pemudi Lintas Agama Gotong Royong Jadi Panitia Perayaan Natal Roemah Bhinneka

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tangan-tangan pemuda saling membantu berbagi peran dalam mewujudkan ke-Bhinnekaan saat momen hari besar. Seperti perayaan Natal tahun ini di Kota Surabaya.
Roemah Bhinneka melibatkan pemuda-pemudi lintas agama sebagai panitia pelaksana Perayaan Natal di Dapoer Mawar, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya.
Advertisement
Mereka mengusung semangat warna-warni keberagaman Indonesia dalam kebersamaan. Berbagai tokoh lintas generasi, organisasi, hingga keagamaan turut hadir mewarnai perayaan kebersamaan tersebut.
Para pemuda lintas agama turut membantu dalam mewujudkan ke-Bhinnekaan, Jumat (24/12/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
“Ini merupakan murni perayaan akan keberagaman. Kami sengaja meminimalkan simbol-simbol atau atribut-atribut agama. Hanya sebuah salib dari kayu saja yang muncul dalam acara ini sebab fokus kami adalah pada kebahagiaan kebersamaan Indonesia ini," ucap Listia Masruroh sebagai ketua panitia dan pelaksana acara, Jumat (24/12/2021).
Sebagai refleksi keberagamaan, Aan Anshori dari Jaringan Islam Anti Diskriminasi (JIAD) turut hadir dan memberikan pandangannya terkait hidup berdampingan dalam keberagaman.
"Menurut saya, ini adalah kali pertama pemuda-pemudi lintas agama, secara khusus ketua pelaksananya adalah seorang pemudi muslimah yang menjadi panitia Natal untuk umat Kristiani. Hal-hal seperti ini harus didukung dan diteruskan pada acara-acara perayaan keagamaan yang lain," imbuh Aan Anshori.
Tak hanya Roemah Bhinneka dan Aan Anshori (dari JIAD) saja, namun berbagai kalangan dan komunitas juga hadir mewarnai serta membagikan pandangannya.
Antara lain Solitaris (Komunitas Disabilitas), GUSDURian Surabaya, Jogoboyo Millenial, Voice Of Youth, Young Buddhist Association, GEMA INTI, PMKRI, GMKI, serta pemuda-pemudi lintas agama dan kepercayaan lainnya.
Iryanto Susilo selaku founder dari Roemah Bhinneka mengatakan bahwa memang perayaan tidak melulu harus di dalam gereja dengan segala liturgi atau ritual keagamaan Kristiani saja.
"Justru perayaan Natal dapat menjadi wadah untuk memikirkan dan berbuat sesuatu bagi Indonesia yang kita cintai ini tanpa melihat suku, agama, ras, dan latar belakang seseorang. Oleh karenanya memang harus semakin meng-Indonesia," ucapnya.
Pernyataan tersebut juga dipertegas oleh Pdt. Andri Purnawan yang mengatakan bahwa, Natalan kali ini memang natal yang 'subversif.
"Perayaannya tidak di gereja, ketua pelaksananya bukan seorang Kristiani melainkan seorang muslimah, yang diundang juga lintas agama, komunitas, bahkan lintas gender. Bagi saya, ini mirip dengan natal 2.000 tahun yang lalu ketika Yesus Kristus tidak memandang siapapun yang hendak mengunjungi-Nya," ucap Pdt Andri Purnawan.
Pada akhir acara perayaan Natal tersebut juga terdapat deklarai komunitas “Roemah Bhinneka Moeda”. Semangat juang yang diusung adalah merebut ruang serta untuk membentuk wacana inklusi sosial.
Potong tumpeng juga menjadi rangkaian acara yang tak lupa untuk dilewatkan demi mengesahkan komunitas ini.
Komunitas ini terdiri dari pemuda-pemudi dari berbagai latar belakang suku dan agama. Siapapun bebas untuk bergabung menjadi bagian dari Roemah Bhinneka Moeda. Setidaknya begitulah yang disampaikan oleh Yuska Harimurti dari Roemah Bhinneka sebelum melakukan simbolisasi pemotongan tumpeng. Komunitas ini juga terdiri dari pemuda-pemudi lintas agama yang dikoordinatori oleh Listya dan Izza yang sama-sama perempuan dan Muslimah.
Menanggapi hal itu, Michael Andrew dan Alma Erina selaku Aktivis Roemah Bhinneka berharap agar keberadaan Roemah Bhinneka Moeda ini banyak anak muda di Indonesia bisa saling bersinergi dalam kerja-kerja sosial kebhinnekaan.
"Selain itu, komunitas ini juga membuktikan bahwa generasi milenial (moeda) tidak semuanya apatis atau skeptis terhadap keberagaman, justru harapannya mereka menjadi promotor gerakan inklusif di lingkungan mereka masing-masing juga," kata Andrew.
Acara perayaan Natal Roemah Bhinneka kemudian ditutup dengan menggantungkan harapan ke pohon natal serta tukar kado untuk menambah kesan kebersamaan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |