Peristiwa Daerah

254 Warga Sidoarjo Terjangkit DBD, Gerindra Minta Puskesmas Lebih Aktif

Jumat, 24 Desember 2021 - 20:40 | 25.17k
BHS Peduli beserta DPC Partai Gerindra Sidoarjo saat melakukan fogging di Kecamatan Kota Sidoarjo dan Kecamatan Candi.Foto : Rudi Mulya / TIMES Indonesia
BHS Peduli beserta DPC Partai Gerindra Sidoarjo saat melakukan fogging di Kecamatan Kota Sidoarjo dan Kecamatan Candi.Foto : Rudi Mulya / TIMES Indonesia
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Memasuki musim penghujan seperti saat ini, penyakit Demam Berdarah menjadi momok yang selalu menghantui warga. Hal ini terlihat dari banyaknya warga Sidoarjo yang terjangkit DBD.

Ada sekitar 253 warga Sidoarjo yang terjangkit DBD.

Advertisement

Untuk mengantisipasi meningkatnya penyebaran DBD, BHS Peduli dan DPC Partai Gerindra Sidoarjo lakukan Penyemprotan Fogging di sejumlah perkampungan yang kasus DBD nya tinggi.

"Ada sedikitnya 253 warga Sidoarjo yang terjangkit Demam Berdarah, laporan tersebut kami dapat dari Tim kesehatan DPC Partai Gerindra Sidoarjo. Atas adanya peningkatan warga yang terjangkit Demam Berdarah dan banyak warga yang meminta dilakukan penyemprotan Fogging. Hari ini BHS Peduli beserta DPC Partai Gerindra Sidoarjo melakukan fogging di Kecamatan Kota Sidoarjo dan Kecamatan Candi," kata Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Ir. Bambang Haryo Soekartono saat ditemui jurnalis di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jumat (24/12/2021).

Data yang diterima, di dua desa yakni Kelurahan Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo dan Dusun Nyamplung Desa Sumokali, Kecamatan Candi warganya ada yang terjangkit DBD, untuk mengantisipasi penularan melalui nyamuk Aedes Aegypti warga meminta agar perkampunganya dilakukan Fogging kepada Posko BHS Peduli.

"Penyebaran DBD patut menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah maupun masyarakat. Sebagai gambaran, kasus DBD di Sidoarjo sebanyak 253 lebih dan ini terus alami peningkatan.

Perlu edukasi terhadap masyarakat harus kembali ditegakkan, apalagi dalam suasana pandemi covid-19 yang sudah mereda DBD ini harus menjadi perhatian bersama," kata BHS sapaan akrab Bambang Haryo Soekartono.

Dirinya menekankan bahwa Puskesmas di seluruh Sidoarjo harus lebih aktif melakukan edukasi dan sosialisasi pencegahan.

Tentu dengan angka kasus yang cukup tinggi ini sangat menghawatirkan.

"Langkah pencagahan ini dapat dilakukan mulai dari vitamin yang harus dikonsumsi, memperhatikan genangan air serta saluran drainase yang tersumbat harus segera dibenahi," jelasnya.

Selain itu, Bambang Haryo juga menambahkan Puskesmas wajib mendata seluruh warga di wilayahnya untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita warganya.

"Tugas Puskesmas itu bukan hanya untuk mengobati tapi juga harus mengetahui riwayat penyakit warganya," imbuh mantan DPR RI yang dikenal tegas ini.

Sementara itu, ketua RW Desa Sekardangan, Suharto Wahyudin (42) mengatakan selama kasus DBD yang menimpa warganya pihak puskesmas belum melakukan sosialisasi dan penindakan seperti fogging atau pembagian obat pembunuh jentik nyamuk.

"Diharapkan Puskesmas segera melakukan sosialisasi terkait meningkatnya DBD di Sidoarjo. Saluran air yang berada di sini juga mampet dan ditakutkan menjadi sarang nyamuk. Selain gotong royong warga hal ini juga diharapkan jadi perhatian pemerintah," katanya.

Terpisah, Subianto Kepala Desa Sumokali berterimakasih atas kepedulian Bambang Haryo dalam mencegah peredaran DBD di wilayahnya.

Dirinya menerangkan bahwa ada 11 warganya yang terinfeksi virus tersebut.

"Saya ucapkan terima kasih atas kepedulian bapak Bambang Haryo Soekartono (BHS) sebelumnya pemerintah desa juga menerima sosialisasi terkait bahaya DBD di musim penghujan namun hal ini tidak dibarengi dengan tindakan oleh Puskesmas. Kami berharap selain fokus terhadap Covid-19 sebaran DBD ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah," tegas Subianto.

Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, dr. Atok Irawan, Sp.P mengungkapkan jika kasus warga yang terjangkit Demam Berdarah di Kabupaten Sidoarjo meningkat.

"Pasien DBD yang di rawat di RSUD Sidoarjo rata-rata anak-anak, balita juga ada yang kami rawat, berumur 5 tahun hingga 15 tahun. Pasien DBD yang dirawat di RSUD meningkat. Perlu kewaspadaan bagi warga Sidoarjo terkait penyebaran DBD mengingat masuk musim penghujan," kata Atok Irawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES