Peristiwa Daerah

Kampung Organik Brenjonk, Desa Ekowisata Cantik di Lereng Gunung Penanggungan

Senin, 03 Januari 2022 - 10:05 | 289.64k
Inisiator Kampung organik Brenjonk, Slamet saat ditemui TIMES Indonesia di taman refugia, Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Senin (3/1/2022) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Inisiator Kampung organik Brenjonk, Slamet saat ditemui TIMES Indonesia di taman refugia, Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Senin (3/1/2022) (Foto: Theo/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTODesa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto terlebih dulu dikenal dengan Kampung Brenjonk. Sebuah sesa yang dikenal luas sebagai Kampung Organik kepunyaan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Kampung Organik Brenjonk diinisiasi oleh Komunitas Pertanian Organik Brenjonk. Kampung organik ini diinisiasi oleh Slamet, yang saat ini menjadi ketua kelompok tani. Kampung Organik ini dirintis sejak tahun 2007. Beranggotakan 109 orang, dan 89% merupakan ibu-ibu petani.

Advertisement

Inisiator Kampung Organik Brenjonk, Slamet mengatakan bahwa kampung organik kampung ini berkegiatan menghasilkan produk organik, seperti sayuran-sayuran, padi organik, kebun buah organik. Lahan pekarangan rumah tempatnya.

"Jadi seluruh hasil bumi ini, kita sentuh semua dan perbaiki kualitasnya," katanya.

Tahun ke sembilan ini komunitas ini telah memiliki sertifikasi organik dan lisensi halal. Setidaknya 126 item yang sudah dan tengah dalam proses sertifikasi halal. Hal ini cukup membantu untuk branding produknya.

Selain itu, komunitas Brenjonk ini juga mengurus segala proses mulai dari hulu sampai hilir. Kualitas pengolahan pertanian secara organik, produk hasil pertanian organik, pasca panen, hingga pasar yakni di salah satu supermarket di Surabaya.

"Kita urus hulu hilir. Produksinya, budidayanya, pasca panennya, marketnya, dan sertifikasinya itu kita urus semua. Kita sudah kontrak itu, kira-kira sudah jalan 12 tahun, setiap Senin dan Kamis sudah panen," ungkapnya.

Desa Wisata

Inisiator Kampung organik Brenjonk bAir terjun watu gilang atau coban watu gilang yang terletak di Dusun Kemendung, Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. (Dok. TIMES Indonesia)

Kepala Desa Penanggungan, Tarji mengatakan bahwa selain dikenal dengan kampung organik, Desa Penanggungan yang berada di kaki Gunung Penanggungan juga memiliki air terjun. Namanya air terjun Sendang. Air terjun ini terletak di Dusun Kemendung, Desa Penanggungan.

"Namanya sumber Sendang. Orang yang berkunjung kesini pernah bertanya, sumber kauripan ini dimana ya? Ini menjadi satu kompleks dengan Air terjun watu gilang dan di sebelahnya ada sumber sendang, atau sumber  kauripan," ungkap Tarji kepada TIMES Indonesia, Senin (3/1/2022).

Kepala Desa yang baru menjabat 2 tahun ini mengatakan, bahwa air terjun Sendang ini memiliki ketinggian kira-kira 50 meter.

" Ketinggiannya 50 meter, tapi masih tinggi Dlundung (air terjun Dlundung, Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto)," jelasnya.

Menurutnya, sumber mata air terjun Sendang sendiri berasal dari akar-akar pepohonan yang besar.

"Sumber mata airnya dari akar-akar pepohonan, bukan dari bebatuan besar," ungkap Tarji.

Selain beberapa potensi yang lain, terdapat salah satu hal yang menarik. Lembah kecubung namanya.

"Lembah kecubung yang di kelola BUMDes di situ ada, ada tanaman kelompok tani wanita atau di sebut KWT (Kelompok Wanita Tani red). Ada kolam ikan ada tanaman buah, kolam, mandi, kecek (bermain air red), dan dayung buat anak-anak," ungkapnya.

Kelompok Tani Milenial

Kearifan lokal pertanian organik telah menjadi budaya masyarakat Desa Penanggungan. Dengan luas lahan pemukiman sejumlah 32 hektar, ternyata mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani.

"90 persen mayoritas pencaharian penduduk Desa Penanggungan adalah petani," ungkap Tarji.

Selain memiliki mayoritas penduduk bermatapencaharian petani, Desa Penanggungan memiliki petani milenial. Menurut Kepala Desa Penanggungan, Tarji mengatakan ada 1 kelompok tani yang memang mayoritasnya anak-anak milenial.

"Ada satu kelompok tani yang rata-rata usianya 18-25 tahunan," ungkapnya.

Petani-petani milenial ini disebut petani organik. Sering disebut petani kampung organik di Desa penanggungan. "Kalau pemuda tani sekarang masih 25," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES