'Ngonjuk Bareng', Acara Main Layangan Bareng yang Berdampak Pada Ekonomi Masyarakat

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Warga Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menggelar kegiatan main layangan bareng yang dikemas dengan kegiatan 'Ngojuk Bareng'
Ngonjuk adalah bahasa Madura, yang mempunyai arti menaikkan. Jadi 'Ngonjuk Bareng' menaikkan layangan bersama.
Advertisement
Kegian tersebut bahkan dihadiri sejumlah komunitas sowangan dari Banyuwangi, Luamjang, Situbondo, Jember dan Sidoarjo. Tampak hadir dalam kegiatan yang digelar di Lapangan Desa Wonosuko itu, Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir.
Menurut Dhafir, dia rutin melakukan olahraga dengan bersepeda di akhir pekan. Akhirnya Ahmad Dhafir bergabung dengan mereka. Pihaknya mengaku sangat terhibur dengan festival. Kegiatan itu dipelopori oleh komunitas sowangan Ki Ronggo Bondowoso.
"Saya lihat ini bagus. Memang betul-betul event yang muncul dari bawah dari masyarakat," katanya, Minggu (22/1/2022).
Menurutnya, kegiatan main layangan bersama sebagai potensi yang dapat menyokong majunya pariwisata Bondowoso. Dia mendorong pengembangannya ada campur tangan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora).
Menurutnya, main layangan bersama merupakan tradisi yang harus dipertahankan. Disamping secara tidak langsung telah memberikan dampak kebangkitan ekonomi bagi warga sekitar.
"Oleh sebab itu, saya berharap pemerintah dapat menjadikannya sebagai festival tahunan. Efek domino dari kegiatan ini berdampak pada ekonomi masyarakat. Ini banyak yang jualan. Jika diagendakan menjadi event tahunan ini bagus," jelasnya.
Kepala Disparbudpora Bondowoso, Mulyadi menilai acara 'Ngunjuk Bareng' sangat identik dengan wisata. Sebab juga ada unsur budaya bahkan olahraga.
"Bahkan bukan hanya budaya. Olahraga juga. Itu narik-narik layangan besar begitu, olahraga," terangnya.
Melihat animo masyarakat yang luar biasa, Mulyadi menilai kegiatan oleh warga itu sudah layak untuk dieksplorasi. Pihaknya mendorong pelestarian budaya 'Ngonjuk Bareng' dengan beberapa tambahan inovasi agar tampak lebih menarik.
"Apalagi di Bondowoso wisatanya lebih banyam menjual sumber daya alam, di situ bisa dikolaborasikan. Di Kawah Wurung misal. Jika ada layang-layang begini pasti lebih menarik," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wonosuko, Safiudin, mengaku bersyukur beberapa pejabat melirik aktivitas positif yang dilakukan warganya. Menurutnya, segala bentuk dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan.
"Ngojuk Bareng atau main layangan memang kebiasaan warga setiap musim angin tiba. Yang hadir sekarang ini pun bahkan banyak dari luar kota. Tidak hanya dari Bondowoso," jelasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |