Pakar Gizi Minta Masyarakat Konsumsi Air Berkualitas

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof Dr Hardinsyah mengatakan, air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalam tubuh manusia. Dua per tiga komposisi tubuh manusia mengandung air. Di mana fungsinya tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain yang ada di alam ini.
“Jadi, setiap orang sangat memerlukan air sebagai salah satu zat gizi utama,” kata Hardinsyah dalam acara webinar bertema Safe and Sustainable Water for Quality Life yang diselenggarakan Danone Aqua Bersama Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Selasa (15/2/2022).
Advertisement
Webinar tersebut bertujuan untuk mengedukasi sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya mengonsumsi air yang berkualitas.
Hardinsyah menambahkan, air memiliki peran penting dalam pencernaan, metabolisme dan berbagai kerja sel-sel tubuh untuk menjaga kondisi dan fungsi tubuh agar tetap baik dan sehat.
“Tubuh tidak bisa memproduksi air, kebutuhan air perlu terpenuhi melalui konsumsi cairan dengan jumlah yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara optimal. Hidrasi sehat akan mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme pada tubuh kita untuk hidup sehat,” ujar Hardinsyah.
Hardinsyah menambahkan, mineral merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh. Kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh. Air mineral memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh.
Peneliti Senior SEAFAST Center-LPPM IPB, Prof Dr Ratih Dewanti-Hariyadi menambahkan, untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi kita untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal.
“Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa ketika diminum,” ungkapnya.
Walaupun tampak bersih, lanjut Ratih, air masih memiliki kemungkinan tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya. Di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran.
“Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi. Hal ini diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E-coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi,” paparnya.
Karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama.
Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, mengatakan untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone- Aqua berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.
“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya. Dengan melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat,” ujarnya.
Ratih sependapat dengan pendapat para ahli dan pakar gizi. Karena itu, pihaknya telah mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS, memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem di sekitar sumber air tetap terjaga, mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air agar tetap berkualitas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |