Peristiwa Daerah

Rayya, Komikus Cilik Asal Jember yang Karyanya Melenggang Hingga Mancanegara

Senin, 28 Februari 2022 - 11:27 | 261.74k
Rayya Sri Sadana Salahuddin Al-Ayyubi dengan karya terbarunya tentang kartun evolusi manusia. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Rayya Sri Sadana Salahuddin Al-Ayyubi dengan karya terbarunya tentang kartun evolusi manusia. (Foto: Siti Nur Faizah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JEMBER – Figur seorang komikus kerap kali melekat pada orang dewasa, namun di Jember, lahir komikus cilik yang karyanya sudah dikenal hingga mancanegara.

Rayya Sri Sadana Salahuddin Al-Ayyubi, bocah kelahiran 14 September 2010 tergolong anak yang berbakat. Pasalnya, setiap ia selesai membaca buku selalu ia tuangkan dalam bentuk ilustrasi hingga komik strip.

Advertisement

Sejak kecil, anak kelas lima MI Muhammadiyah 1 Watukebo, Ambulu ini sudah gemar membaca karena kerap kali sang ayah selalu menemaninya dengan membacakan buku.

"Dulu bapak sering membacakan buku, hingga aku umur tiga tahun sudah mulai coret-coret sendiri, namun ada yang berbentuk dan tidak," ungkap Rayya, sapaan akrabnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui dirumahnya, Dusun Watukebo, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu. 

Ketertarikan Rayya didunia komik merupakan arahan dari sang ayah, Gunawan Tri Pamungkas. Ia melihat ada potensi di diri anaknya yang melangkah ke arah pembuatan komik. Ia juga mengaku bahwa Rayya sudah mulai bergeliat membuat komik strip ketika masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak (TK).

Komikus-Cilik-Asal-Jember-2.jpg

"Menggambar itu pilihan dia, kalau komik, saya memberikan arahan karena memang dasarnya ia suka membaca dan cara mengingatnya ia tuangkan kedalam bentuk gambar," papar Gunawan.

"Awalnya saya melihat ke arah komik karena Rayya menggambarnya satu kertas satu kertas tapi memiliki kelanjutan. Oleh karena itu, saya arahkan ke komik strip," lanjutnya.

Sebagai orang tua, Gunawan Tri Pamungkas dan Ani Rosyidah sangat mendukung potensi yang dimiliki anak pertamanya tersebut. Mereka selalu menjadi teman diskusi bagi Rayya agar karyanya semakin berkembang.

"Kami lebih pada arah menemani. Kalau konteks disiplin untuk pribadinya saya menempatkan diri sebagai orang tua. Tapi, kalau masalah karya saya melepas itu dan lebih menjadi teman diskusi," terang Gunawan.

Kemampuan Rayya menarasikan sebuah cerita semakin hari semakin terasah. Tidak hanya dari buku bacaan atau cerita anak-anak saja, melainkan juga buku bacaan yang dinilai berat bagi anak seusianya. Seperti, cerita tentang ilmuwan, teori evolusi, hingga politik.

"Awalnya saya melihat ada perbedaan dari apa yang disampaikan Rayya dalam karyanya tersebut, saya menilai (isi) nya tidak umum. Akhirnya saya minta pendapat ke teman-teman saya, hingga sampai saat ini karya Rayya bisa dikenal," beber pria tiga anak tersebut.

Bocah 11 tahun ini aktif dalam berbagai perlombaan komik yang digelar secara nasional hingga internasional. November lalu, ia mengikuti lomba berskala nasional dan berhasil meraih juara favorit.

"Ia juga pernah mengikuti forum-forum internasional yang diikuti 48 negara dengan 1290 peserta. Dan Rayya masuk dalam 50 besar dengan kategori peserta terkecil dan termuda," terang Gunawan dengan bangga.

Komikus-Cilik-Asal-Jember-3.jpg

Tidak hanya itu, lanjut Gunawan, Rayya juga pernah melakukan pameran tunggal di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2019 dan mendapat apresiasi yang luar biasa.

"Saat itu Rayya berusia 9 tahun dan pameran tersebut sebagai hadiah ulang tahunnya," imbuhnya.

Melihat bakat dan prestasi yang luar biasa, sebagai orang tua, Gunawan berharap kedepannya Rayya bisa menjadi seorang perupa yang baik secara proses kreatif, tetap konsisten, dan terus berfokus pada tema-tema lingungan dan sejarah.

"Mudah-mudahan karyanya bisa diterbitkan dan bisa diapresiasi oleh masyarakat. Selain itu, karyanya juga bisa digunakan sebagai media edukasi pendidikan, dan bisa melakukan pameran lagi," harap Gunawan.

Ia juga berharap bagi Pemerintah Daerah Jember agar ada regulasi khusus untuk ruang apresiasi seni budaya, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.

"Baik itu berupa galeri maupun event-event apresisi terhadap karya anak yang dilakukan secara kontinyu. Di Jember ini wadahnya tidak ada, ruang kompetensi dan kompetisinya juga tidak ada," pungkas ayah dari komikus cilik Jember. (*)

Pewarta: Siti Nur Faizah

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES