Angka Stunting di Bondowoso Tertinggi Ketiga di Jatim

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Secara hitungan angka, kasus stunting di Kabupaten Bondowoso, mengalami penurunan. Namun demikian, angka itu masih menjadi yang tertinggi ketiga di Jawa Timur.
Mengacu pada hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI di tahun 2021 melalui Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angkanya mencapai 37 persen dari total jumlah balita yang turut disurvei.
Advertisement
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, Arif Sudibyo mengatakan, balita yang disurvei ada di 23 blok, dengan masing-masing blok berjumlah 10 balita. "Kita masih di atas 30 persen. Jadi itu dianggap terlalu tinggi," katanya, Jumat (11/3/2022).
Menurutnya, angka ini terbilang menurun jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hasil serupa pada tahun 2018 angka stunting Bondowoso yakni 38 persen, kemudian tahun 2019 angkanya menurun di 37,2 persen. Sementara tahun 2020 tidak dilaksanakan survei.
Namun jika mengacu pada bulan timbang di bulan Agustus kata dia, angka stunting di Bondowoso secara riil berdasarkan catatan Dinkes jumlahnya hanya sekitar 9,3 persen dari cakupan 85 persen balita yang ditimbang.
Ia mengaku bahwa selama ini Dinkes telah melakukan berbagai upaya dengan melihat penyebab stunting yang berkaitan langsung. Diantaranya pemenuhan gizi, ASI eksklusif, gizi untuk ibu hamil. Pihaknya pun mengaku telah melakukan intervensi spesifik
Selain itu pihaknya juga melakukan upaya dalam penanganan penyebab stunting yang tak langsung. Seperti pemenuhan air bersih, sanitasi dan lainnya.
"Jadi intervensi ada dua. Spesifik yang berkaitan langsung dengan balita. Sensitif yang tidak berkaitan langsung dengan balita," ujarnya.
Menurutnya, Dinkes akan melakukan rembuk stunting pada minggu ketiga Bulan Maret 2022 ini. Dalam kesempatan itu nantinya, ia akan melibatkan instansi terkait. Karena memang dalam percepatan penanganan stunting ini tak bisa hanya dikerjakan oleh Dinkes. "Kita akan merembukkan secara bersama-sama strategi penurunan stunting," imbuh dia.
Selain itu kata dia, untuk mencegah terjadinya stunting perlu meningkatkan kualitas kehidupan keluarga di Bondowoso. Mulai dari bimbingan pranikah, pemberian tablet pada remaja putri, dan melaksanakan posyandu remaja. "Kemudian, melakukan pendampingan ibu hamil beresiko. Jadi mulai dari remaja sudah disiapkan," paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |