Peristiwa Daerah

PT KAI Lakukan Perawatan Aset Kereta Api Berusia 125 Tahun di Tamanan Bondowoso

Senin, 28 Maret 2022 - 17:04 | 90.94k
Proses perawatan aset kereta api beruap peraga sinyal kereta api di Kecamatan Tamanan Bondowoso Jawa Timur (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Proses perawatan aset kereta api beruap peraga sinyal kereta api di Kecamatan Tamanan Bondowoso Jawa Timur (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOPT KAI (PT Kereta Api Indonesia), bersama Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur yang berkolaborasi dengan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) melakukan perawatan aset, di Desa Wonosuko Kecamatan Tamanan Bondowoso, Senin (28/3/2022).

Aset yang dipreservasi berupa alat peraga sinyal tebeng tipe Krian, yang hanya tersisa di sepanjang jalur non-aktif Kalisat-Panarukan. Aset tersebut ternyata 18 tahun tidak tersentuh.

Advertisement

Kegiatan preservasi ini didukung oleh PT KAI Daop IX Jember, Komunitas Railfans Daop 9 (KRD9), Komunitas Dead Rail Hunter (DRH), dan warga RT 21 RW 05 Desa Wonosuko Signal.

Perawatan aset ini selain bertujuan untuk sarana edukasi, juga sebagai pengingat bahwa di lokasi tersebut pernah dilewati Kereta Api (KA) pada era keemasannya. 

Dengan dilakukan peragaan alat peraga sinyal tebeng tipe Krian tersebut, diharapkan agar benda itu tetap terjaga keasliannya seperti awal berdirinya pada tahun 1897 silam atau 125 tahun yang lalu.

Kepala Seksi Prasarana Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Adjie Anggapermana mengatakan, di usia 125 tahun jalur KA Kalisat-Panarukan ini ingin dijadikan hal yang memorable. 

"Kami berterima kasih pula kepada warga setempat yang justru sangat mendukung kegiatan ini,” kata Adjie. 

Adjie juga menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan ini, masyarakat terutama kaum milenial dapat mengetahui bahwa pernah ada KA yang melewati jalur tersebut. “Bagi para saksi sejarah, hal ini dapat menjadi nostalgia tersendiri,” paparnya saat dikonfirmasi di sela-sela kegiatan.

Jalur KA Kalisat-Panarukan dibuka pada 1 Oktober 1897 oleh perusahaan perkeretaapian Hindia Belanda Staatsspoorwegen (SS).  Pada awal berdirinya, jalur ini selain dipergunakan untuk penumpang, juga mengangkut angkutan barang. 

Jalur ini cukup unik karena terdapat beberapa persilangan dengan lori tebu, ditambah dengan semua stasiunnya menggunakan persinyalan tipe Krian, kecuali Stasiun Bondowoso dan Situbondo hingga menjelang akhir operasional di tahun 2004 silam. 

Dari seluruh sinyal tebeng tipe Krian yang ada, sekarang hanya tersisa tidak lebih dari 5 buah yang kondisinya masih utuh. Salah satunya berada di Stasiun Tamanan, Kabupaten Bondowoso.

Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur (BTP Jatim) adalah unit kerja di bawah Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

"Yaitu bertugas mengatur, penyelenggaraan, dan mengawasi kegiatan perkeretaapian, termasuk melaksanakan program pengembangan perkeretaapian di wilayah Jawa Timur dan wilayah Indonesia Bagian Timur lainnya," paparnya.

Perawatan aset kereta api di Tamanan Bondowoso ini dihadiri langsung Kepala Seksi Prasarana Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Adjie Anggapermana dan Ketua IRPS Ricky Dwi Agusti, dan Vice President (VP) PT KAI Daop IX Jember Broer Rizal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES