Usaha Kerajinan dan Pernak Pernik Reog di Ponorogo Mulai Menggeliat

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Setelah vakum hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19, para perajin dan pedagang pernak pernik Reog di Ponorogo mulai bangkit kembali. Sejak dua tahun terakhir permintaan dari konsumen mulai naik meski angkanya belum signifikan.
Widi, salah satu pedagang pernak-pernik kerajinan Reog Ponorogo mengaku kondisi tersebut membawa angin segar bagi UMKM yang bergerak di sektor kerajinan Reog yang sebelumnya tidak ada penghasilan sama sekali.
Advertisement
"Kedepan mudik sudah diperbolehkan sehingga harapannya bisa berdampak pada peningkatan permintaan. Apalagi kegiatan di masyarakat sudah diperbolehkan di mana pagelaran reyog Ponorogo sudah dilaksanakan di sejumlah titik dalam beberapa hari terakhir," ucap Widi Jumat (15/4/2022).
Kendati begitu menurut Widi, adanya pagelaran Reog di beberapa tempat sebagai aksi dukungan agar Reog Ponorogo diusulkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) UNESCO, belum berdampak pada kenaikan permintaan aksesoris dan pernak-pernik Reog.
"Berbeda dengan adanya klaim Pemerintah Malaysia beberapa tahun silam, permintaan akan dadak merak dan aksesorisnya meningkat tajam. Diperkirakan selain masih dalam suasana ekonomi sulit saat pandemi juga sudah banyak yang memiliki Reog dan pernak perniknya," papar Widi.
Diakui juga jika saat pandemi kemarin, omzetnya turun hingga 70 persen karena kegiatan Reog vakum dan tidak ada mudik lebaran. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |