Inilah Profil Buya Syafii, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kabar duka menyelimuti bangsa Indonesia dan keluarga besar Muhammadiyah. Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif atau yang akrab disapa Buya Syafii meninggal dunia pada hari ini, Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
Semasa hidupnya, Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1998-2005 pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP) dan juga mendirikan Maarif Institute.
Advertisement
BTP mengenang dan mendoakan kepergian Buya Syafi'i. (FOTO: Instagram Basuki Tjahaja Purnama)
Buya Syafii merupakan sosok yang rajin menulis, berbagai tulisannya telah tersebar luas seperti, Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis, Yayasan FKIS-IKIP, Yogyakarta, 1975; Dinamika Islam, Shalahuddin Press, 1984; Islam, Mengapa Tidak?, Shalahuddin Press, 1984; Percik-percik Pemikiran Iqbal, Shalahuddin Press, 1984; dan Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985.
Pria kelahiran 31 Mei 1935 ini memulai pendidikannya dari Sekolah Rakyat (SR, setingkat Sekolah Dasar) di tempat kelahirannya, Sumpurkudus, Sumatera Barat. Selesai sekolah Pi'i panggilan kecilnya lanjut belajar agama pada sore hari di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah dan malam harinya mengaji di surau.
Selesai dari SR ditahun 1947, Buya Syafi'i tidak langsung masuk ke jenjang berikutnya karena terhambat biaya ekonomi. Pada tahun 1950, Buya Syafi'i melanjutkan kembali sekolahnya di Madrasah Muallimin Muhammadiyah di Balai Tangah, Lintau Sumatera Barat sampai duduk di bangku kelas tiga.
Pada tahun 1953, Buya Syafi'i merantau dan diajak belajar ke Yogyakarta dan berniat melanjutkan sekolahnya di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta tetapi ditolak dengan alasan kelasnya penuh. Tidak lama setelah itu, Buya Syafi'i justru diangkat menjadi guru bahasa Inggris dan bahasa Indonesia di sekolah tersebut tetapi tidak lama. Setelah itu, Buya Syafi'i kembali mendaftar ke Muallimin dan akhirnya ia diterima tetapi ia harus mengulang kuartal terakhir kelas tiga dan lulus pada tahun 1956.
Tahun 1964, Buya Syafi'i menyelesaikan pendidikannya sarjana mudanya di Universitas Cokroaminoto dan menyelesaikan Sarjana Penuh (Strata satu) di IKIP Yogyakarta (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta). Tidak hanya sampai Strata satu, Buya Syafi'i menyelesaikan gelar masternya di di Universitas Ohio Amerika Serikat dan gelar doktornya dari Universitas Chicago Amerika Serikat.
Kini, Buya Syafi'i yang pernah membela Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus penistaan agama pada tahun 2016 telah tiada. Sejumlah tokoh pun mendoakan kepergiannya termasuk Ahok yang kini dipanggil BTP mendoakan beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
“Bangsa Indonesia sangat kehilangan negarawan seperti beliau yang telah menjadi tauladan dan inspirasi bagi kami dalam merawat kebhinnekaan,“ ucap BTP dalam instagramnya mendo'akan dan mengenang Buya Syafii pada Jumat (27/5/2022). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |