Perayaan Yadnya Kasada Semakin Ramai, Larung Sesaji Melimpah

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Umat Hindu Tengger di sekitaran Gunung Bromo, Jatim, telah menggelar perayaan Yadnya Kasada, Kamis (16/6/2022). Jumlah warga Tengger dan pengunjung yang hadir dalam ritual tersebut semakin ramai. Begitu juga dengan hasil bumi dalam tradisi Larung Tengger di kawah Gunung Bromo, juga turut bertambah.
Kondisi itu jelas berbeda dibanding perayaan tahun 2021. Dimana, perayaan Yadnya Kasada digelar tertutup, dan hanya boleh dihadiri warga Tengger yang berkepentingan saja saat ritual berlangsung.
Advertisement
Sedangkan pada tahun ini, pelaksanaan Yadnya Kasada diikuti oleh seluruh Umat Hindu Tengger di empat daerah sekitar kawasan Gunung Bromo. Ribuan warga pun berkumpul untuk merayakan puncak ritual tersebut di Puri Luhur Puten.
Banyaknya jumlah warga yang hadir itu pun berbanding lurus dengan banyaknya sesaji yang dilarung ke kawah Gunung Bromo. Tidak hanya warga Tengger Probolinggo, ratusan hingga ribuan warga Tengger di tiga daerah lainnya juga turut melarung sesaji. Seperti warga Tengger dari Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.
Tak ayal jika hal itu menjadi berkah bagi warga Tengger lainnya. Sebab, sesaji yang dilarung itu diambil kembali oleh warga lainnya dan menjadi berkah bagi mereka. Warga Tengger percaya, sesaji yang diambil dari kawah itu dapat memberikan kesejahteraan pada keluarga dan kehidupannya.
"Setelah melarung sesaji, saya memungut sesaji yang dilarung warga lain. Tidak masalah, karena sesaji itu membawa berkah," ungkap Suliami (59) asal Desa Sariwani, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Ibu dengan dua anak itu mengaku, sesaji yang didapatkan pada perayaan Yadnya Kasada tahun ini lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sebab, banyak warga Tengger dari daerah lain yang datang. Ditambah lagi pengunjung yang turut meramaikan perayaan tersebut. "Sudah dua hari saya melarung dan mengambil sesaji dari warga lain yang melarung," kata dia.
Hal senada juga disampaikan Sutomo, asal Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo. Selama tiga hari ia dan keluarga berada di kawah tersebut, dengan hasil mengais sesaji sudah cukup banyak.
Ia mengaku pendapatan sesaji tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Bahkan jenis sesaji yang didapatkan bervariasi, dari makanan, hingga hewan ternak dan uang.
"Sekarang rame, apalagi yang melarung tidak hanya warga Tengger. Pengunjung juga ikut melarung. Kalau tidak dengan makanan mereka melarung dengan melempar uang," kata dia saat ditemui usai upacara Yadnya Kasada. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |