Daging Sapi Dijual Rp100 Ribu 4 Kilogram, Warga Diminta Hati-Hati

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Di tengah merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK), di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, harga daging sapi dijajakan ke rumah-rumah warga.
Harganya pun sangat tidak masuk akal. Yaitu ada Rp 100 ribu per 3 kilogram, bahkan ada yang Rp 100 per 4 kilogram.
Advertisement
Salah seorang warga Desa Kembang Kecamatan Bondowoso, Ningsih mengatakan, bahwa ada salah seorang warga yang menjajakan daging sapi dengan harga yang sangat murah.
"Rata-rata 3 kilogram 100 ribu rupiah. Bahkan ada orang lain menawarkan 4 kilogram 100 ribu rupiah," kata dia, Rabu (29/6/2022).
Menurutnya, warga tidak ada yang mau membeli, karena saat ini masih masih marak PMK, sehingga takut mengkonsumsi daging sapi.
"Takut mas, meskipun tidak pindah PMK-nya. Tapi kalau kondisi parah, pas disembelih kan mengerikan juga," paparnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Totok Hariyanto mengatakan, saat ini harga daging masih normal yaitu Rp 110-130 ribu.
"Kalau harga sapinya menurun. Kalau harga daging masih sama dengan yang kemarin-kemarin," kata dia saat dikonfirmasi, Rabu (29/6/2022).
Terkait harga daging sapi yang murah, hal itu kata dia sudah sangat tidak realistis. Semestinya saat sapi banyak yang mati harga daging mahal.
"Kalau terjadi seperti itu, sebaiknya masyarakat hati-hati. Jangan sampai daging yang dijual itu, memang kelihatan masih segar ternyata mengandung penyakit," paparnya.
Menurutnya, dengan harga seperti itu sebaiknya masyarakat lebih hati-hati saja. Bisa saja kata dia, adalah sapi mati kemarin. "Bisa saja sudah meregang jiwa," ucapnya.
Terkait daging sapi murah dan tak logis itu, ia meminta masyarakat Bondowoso lebih waspada dan patut mencurigai ada sesuatu. "Walaupun katanya yang terkena PMK dimasak 100 derajat celcius selama 30 menit selesai, kan belum tentu juga seperti itu," paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |