Menjadi Kameramen yang Profesional, Apa Saja Tipsnya?

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Menjadi seorang kameramen handal dan professional tidak terlalu sulit. Selain terus belajar sekaligus praktek turun ke lapangan, tak kalah pentingnya variatif. Mengambil atau merekam gambar sebanyak-banyaknya.
Selain itu, gambar atau video bercerita. Tips tersebut disampaikan Ahmad Taufik, dalam Workshop Jurnalistik, Minggu (17/07/22). Workshop tersebut diikuti puluhan siswa SMP IT Kota Probolinggo.
Advertisement
Ahmad Taufik, yang kesehariannya sebagai Pemred Aula TV memberikan sejumlah tips untuk menjadi kameramen professional. Menurutnya, untuk menjadi seorang kameramen profesional harus berani mengambil atau merekam gambar.
Peserta Workshop bersama narasumber praktek mengambil gambar atau video (FOTO : Ahmad Faisol For TIMES Indonesia)
“Jangan hanya fokus pada satu titik, “ paparnya.
Sebab, jika pengambilan gambar terlalu sedikit, hasilnya akan monoton dan membosankan karena diulang-ulang.
“Pengambilan gambar yang variatif, informasi yang disampaikan ke pemirsa, utuh. Tidak monoton dan membosankan,” imbuh Taufiq.
Dalam kesempatan itu, Taufiq, begitu biasa disapa juga menyampaikan beberapa tips lainnya. Tak hanya itu, pria asal Kabupaten Probolinggo, ini juga menyampaikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pengambilan gambar atau video.
Para Peserta Workshop tampak antusias mengikuti woekshop jurnalistik (FOTO : Ahmad Faisol For TIMES Indonesia)
Diantaranya,
1. Dalam jurnalistik, video atau gambar harus mengandung unsur 5W1H (What, Who, Where, When, Why dan How)
2. Agar gambar atau Video yang dihasilkan lebih bagus, maka gunakan teknik Tilting yakni, gerakan kamera ke atas (Tilt Up) dan ke bawah (Tilt Down), sementara posisi kamera tetap.
3. Teknik lain adalah panning. Yakni, gerakan kamera ke kanan atau kiri. Sedang posisi kamera tetap di tempat. Panning digunakan, jika gambar ada yang tidak masuk kedalam frame.
4. Pengambilan gambar saat wawancara, menggunakan teknik head shot. Yakni, memberi ruang di atas kepala narasumber yang diwawancarai. Sehingga, kepala narasumber tidak terpotong.
5. Selanjutnya, ada beberpa hal yang perlu dihindari saat pengambilan gambar misalnya, mengurangi penggunaan zoom. Selain merusak kualitas gambar. Video yang dihasilkan terlihat amatir dan membuat pusing yang melihatnya.
8. Hindari backlight atau kamera menghadap atau berhadapan dengan sinar atau cahaya dan jangan membiasakan menggukan special effect
Selain teori, Ahmad Taufiq, selaku narasumber dalam workshop tersebut, mengajak siswa SMP IT Pelita untuk praktek langsung pengambilan gambar. Peserta merekam atau mendokumentasi kegiatan Workshop.
Peserta dibagi beberapa kelompok, dan setiap kelopok membuat video kegiatan workshop. Satu persatu peserta mengabadikan tempat kegiatan SMP IT Pelita hingga kegiatan workshop. Kemudian, hasil video peserta dibahas bersama.
“Dengan praktik, lebih jelas dan tahu kesalahannya,” kata Elyn, salah satu peserta Workshop.
Sementara itu, Ketua Forum Lingkar Pena atau FLP Cabang Probolinggo, Puspa Indah Puja Hanifah mengatakan, kegiatan workshop ini digelar Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Kemenko PMK, bersama Yayasan Pelita Umat dan Forum Lingkar Pena atau FLP Cabang Probolinggo.
“Kegiatan ini akan ada tindak lanjutnya. Nanti ada pertemuan lanjutan untuk pendalaman materi. Kegiatan yang sama akan digelar pada Sabtu (23/07/2022). Materinya, menulis berita untuk media cetak dan online,” Jelas Puspa.
Selain kegiatan Workshop, FLP bareng Kementerian Koordinator Pengembangan manusia dan Kebudayaan atau Kemenko PMK juga akan mengelar lomba menulis dan video kreatif yang akan dimulai tanggal 1-31 Juli 2022.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |