Peristiwa Daerah

Mega Proyek Agro Wisata Tamansuruh Banyuwangi Gunakan Bahan Kayu Kampung

Selasa, 09 Agustus 2022 - 20:26 | 132.53k
Mega proyek Agro Wisata Tamansuruh, di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Mega proyek Agro Wisata Tamansuruh, di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Mega proyek Agro Wisata Tamansuruh, di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, gunakan bahan baku kayu kampung alias kayu lokal. Proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR RI) senilai Rp 25.799.694.800,- ini membeli kebutuhan kayu dari pedagang kayu sekitar.

Hal ini disampaikan oleh para pegawai proyek yang dikerjakan oleh PT Lingkar Persada tersebut.

Advertisement

“Bahan kayunya menggunakan bahan kayu lokal, tapi ada spesifikasinya,” ucap salah satu pekerja yang enggan menyebut namanya, Selasa (9/8/2022).

Selain PT Lingkar Persada, sebagai kontraktor pelaksana. Mega proyek dengan pembiayaan dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) 2021 Kementerian PUPR RI ini juga melibatkan PT Delta Buana Konsultan dan PT Sigma Rekatama Consulindo-KSO, sebagai Manajemen Konstruksi.

Penggunaan kayu kampung atau kayu lokal dalam proses pengerjaan bangunan di proyek Agro Wisata Tamansuruh, ini menimbulkan tanda tanya. Apakah konsep kearifan lokal dalam pembangunan memang meliputi bahan baku bangunan. Apakah spesifikasi bahan baku kayu dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) mega proyek Kementerian PUPR RI ini memang menyebutkan penggunaan kayu kampung atau kayu lokal.

Sudah bukan rahasia umum, kualitas kayu kampung atau kayu lokal sering kali dibawah standar. Bisa karena kurangnya tingkat kekeringan kayu lantaran belum lama ditebang. Dan itu berpengaruh pada kualitas serta keawetan bangunan.

Sementara itu, mandor mega proyek Agro Wisata Tamansuruh, Dian, mengakui bahwa pihaknya sempat mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku kayu dan genteng. Namun dia mengelak jika proyek senilai Rp Rp 25.799.694.800,- itu menggunakan bahan baku kayu kampung.

“Dari kayu Ulin,” ucapnya.

Namun ketika ditanya dari mana kayu Ulin didatangkan, dia menjawab dengan keterangan berubah-ubah. Pertama, Dian menyebut bahwa kayu Ulin didatangkan dari Semarang. Tak berselang lama, dia menyampaikan pula bahwa kayu dibeli dari luar Jawa.

Hasil investigasi TIMES Indonesia, pemenang tender Agro Wisata Tamansuruh, membeli bahan baku kayu kampung atau kayu lokal dari pedagang setempat. Yakni MW, warga Desa Kampunganyar, Kecamatan Glagah.

Selama ini MW mengaku melayani pesanan kayu dari pelaksana mega proyek Agro Wisata Tamansuruh. Dia menjual kayu kampung jenis mahoni, duren dan lainnya. Maklum sebagai pedagang kayu kecil, MW tidak memiliki stok kayu meranti, merbau atau pun kamper.

MW mengaku menjual kayu kampung atau kayu lokal kepada pelaksana mega proyek Agro Wisata Tamansuruh dengan harga yang relatif sangat murah. Antara Rp 3.5 – 4.5 juta per kubik. Tergantung panjang atau pendeknya kayu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES