Ternyata Muara Muntai Kukar Berasal dari Nama Penjaga yang Diutus Raja Parikesit

TIMESINDONESIA, KUKAR – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Muara Muntai ke-123 digelar pasca dua tahun absen karena Covid-19. Kegiatan tersebut dihelat di Lapangan Gajah Mada Desa Muara Muntai Ilir, Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu (30/7/2022) lalu.
Kecamatan Muara Muntai menjadi satu di antara 18 Kecamatan yang ada di Kukar. Wilayah ini memiliki luas wilayah administratif 928,60 Km persegi terdiri dari 13 desa, 5 dusun yang terbagi dalam 93 RT.
Advertisement
Kecamatan ini dihuni sekitar 5.713 Kepala Keluarga berada di area dataran sedang hingga rendah sehingga penduduknya mayoritas bermukim di sepanjang aliran sungai Mahakam, Sungai Muntai serta Danau Perian, Danau Sepatung dan Danau Batu bumbun.
Baliho kegiatan HUT Muara Muntai, TIMES Indonesia sebagai media partner (FOTO: Syahir/TIMES Indonesia)
Bupati Kukar Edi Damansyah melalui Asisten I Setkab Kukar, Akhmad Taufik Hidayat menyampaikan kilas sejarah terbentuknya daerah Muara Muntai.
Melihat asal nama Muara Muntai, dikatakan nama "Muntai" diambil dari nama seseorang yang diperintahkan oleh Raja Parikesit untuk bertugas di pos jaga perbatasan, yang letaknya berada di pertemuan (muara) sungai Mahakam. "Sehingga diberi nama Muara Muntai," ujarnya.
Data sejarah yang lebih valid menyebutkan bahwa sejak Abad ke 19 Pemerintah Hindia Belanda telah menggunakan persimpangan ini sebagai lokasi transit dengan penyebutan 'Moeara Moenteh'.
Sejak 1956 Muara Muntai menjadi pintu gerbang antara aliran sungai di Mahakam Ulu dan Mahakam Ilir. Sehingga sejalan dengan waktu, kawasan ini menjadi pemukiman yang padat karena menjadi tempat transit dan pertukaran barang atau perdagangan.
Perahu ketinting sebagai alat transportasi masyarak (FOTO: Syahir/TIMES Indonesia)
Diketahui, dari data BPS 2021 jumlah penduduk di daerah ini pun capai 19.396 penduduk, terdiri dari 10.066 laki-laki dan 9.330 perempuan.
Selain itu, di kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan walaupun pandemi sudah mulai berlalu.
Perilaku hidup sehat itu nantinya memberikan efek yang baik bagi masyarakat dan mencipatakan rasa keamanan, kenyamanan, hingga ketertiban.
"Di masa transisi setelah ketatnya pembatasan beraktivitas di ruang publik, saya mengimbau agar semua komponen masyarakat di Kabupaten Kukar agar tetap berkomitmen menerapkan perilaku hidup sehat," imbuhnya.
Peluang Jadi Desa Wisata
Kecamatan Muara Muntai sejak dulu memiliki potensi besar, khususnya perdagangan dan industri makanan berbahan ikan. Bahkan produk UMKM unggulan masyarakat melalui usaha Krupuk Belida dan Krupuk Bumbu sudah disebar ke berbagai mini market se kabupaten/kota di Kaltim.
Di masa sekarang, kawasan Muara Muntai dapat menjelma menjadi destinasi wisata yang bernilai ekonomis tinggi jika dikelola dengan baik.
Wisata rumah rakit dapat dihadirkan untuk menjadi salah satu pilihan menginap (staycation) bagi turis domestik dan mancanegara jika berkunjung ke Muara Muntai.
Selanjutnya, yang tidak kalah penting untuk dikenalkan ke dunia luar ialah tradisi dan kearifan lokal masyarakat Muara Muntai yang telah ada secara turun-temurun. Hal ini dapat menjadi potensi yang menarik untuk dikembangkan.
Kebersamaan masyarakat Muara Muntai yang dibalut kearifan lokal "betulungan" dalam segala hal menghiasi dinamika pembangunan di Muara Muntai.
Para pemuda Muara Muntai, dengan demikian juga perlu mengenalkan Muara Muntai dengan cara-cara yang modern, menggunakan media sosial dan internet untuk mengenalkan adat dan tradisi di Muara Muntai Ilir.
Pemkab Kukar sangat berkomitmen terhadap pembangunan pariwisata yang hal ini dibuktikan dengan besaran alokasi anggaran APBD di atas 30 persen setiap tahunnya.
Komitmen Pemkab Kukar terhadap pembangunan parisiwata di seluruh wilayah Kabupaten Kukar menjadi prioritas dalam program Dedikasi Kukar IDAMAN.
"Pemkab Kukar sangat mendukung tercapainya target dan sasaran pembangunan pariwisata di Kabupaten Kukar yang dilakukan secara terarah, terukur, sistematis, dan berkelanjutan," jelasnya.
Pemerintah Kecamatan dan Desa di Muara Muntai juga diharapkan bersinergi membangun BUMDes sebagai lokomotif penggerak ekonomi masyarakat. Fokus terhadap skala prioritas pembangunan ekonomi dan pariwisata harus benar-benar diperhatikan.
Diwarnai Aneka Kegiatan dan Lomba
Setelah acara resmi dibuka oleh Asisten I Setkab Kukar, Akhmad Taufik Hidayat, kegiatan HUT Muara Muntai diwarnai berbagai macam kegiatan. Bermula dari tausiah dari Habib Ahmad Ghalib Bin Musthafa Al-Aydrus dan pembacaan doa awal Tahun Baru Islam 1444 Hijriah.
Kemudian hingga Minggu (31/7/2022) dilanjut dengan aneka kegiatan kemasyrakatan. Seperti, pawai taaruf, Muara Muntai Ngapeh Bejonoan dari Himpunan Warga Muara Muntai (HWM), pengobatan dan KB gratis.
Selain itu ada beseprah, pameran UMKM, lomba olahraga tradisional seperti gasing beturai, betisan, tepelan, asen holok, lomba mancing, lomba ces mini dan besar, lomba futsal, sepak bola, bulu tangkis. Lalu lomba mewarnai untuk PAUD, lomba menari, lomba menyanyi dan lomba busana muslim.
Camat Muara Muntai, Murjani mengatakan, peringatan HUT ke-123 Kecamatan Muara Muntai kali ini mengangkat tema Menumbuh Kembangkan Kearifan Lokal dan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Ekonomi dan Budaya dalam Kemandirian Masyarakat Kukar Menyongsong IKN. Ia berharap kegiatan ini bisa menghadirkan budaya festival di Muara Muntai.
Adanya budaya festival tersebut secara tidak langsung akan mengangkat potensi UMKM yang ada di Muara Muntai. Sehingga, masyarakat Muara Muntai pun berlomba-lomba untuk menciptakan produk unggulan yang nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat lokal ataupun para wisatawan.
"Melalui festival budaya ini pun diharapkan bisa mengenalkan budaya leluhur kepada generasi muda agar tidak lekang oleh zaman," ujarnya.
Anggota DPRD Kutai Kartanegara, Sopan Sopian menjelaskan, selain memperingati hari jadi Muara Muntai, kegiatan festival budaya tersebut untuk menumbuhkan semangat cinta kearifan lokal, sekaligus melestarikan budaya daerah.
"Perkembangan zaman sangat pesat, jangan sampai budaya peninggalan nenek moyang hilang begitu saja," ujarnya kepada TIMES Indonesia.
Pesatnya perkembangan globalisasi pada era ini, tidak bisa begitu saja dihindari. Adanya globalisasi telah menawarkan gaya hidup yang konsumtif, yang bisa saja secara perlahan lahan akan menghilangkan nilai-nilai yang diajarkan dalam kearifan daerah bangsa.
"Jika budaya tidak dipertahankan maka kepribadian dan ciri khas daerah ini akan hilang dengan sendirinya. Makanya di hari jadi Muara Muntai ini saya berharap masyarakat bisa mengetahui budaya daerah yang ada," lanjutnya.
Sementara itu, penutupan acara HUT ke-123 Muara Muntai, Sabtu (6/8/2022) dihadiri oleh Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, Para Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Anggota DPRD Kukar, Camat besera Unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOPIMCA) Muara Muntai.
Acara penutupan menampilkan pagelaran seni dan budaya, tarian adat dan modern, pesta kembang api, serta tari spektakuler yang diikuti oleh puluhan penari. Kegiatan HUT Muara Muntai, Kukar ini juga diliput oleh TIMES Indonesia sebagai media partner. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |