Wastra Mataraman Bootcamp Ditutup, Munculkan 20 Karya Busana Cantik

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Setelah 14 hari, 40 peserta Wastra Mataraman Bootcamp yang diinisiasi Kantor Perwakilan BI Kediri bersama Dekrasnada kota Kediri akhirnya "lulus." Wastra Mataraman Bootcamp dipusatkan di SMKN 3 Kota Kediri, salah satu sekolah kejuruan di kota Kediri yang memiliki jurusan desain dan produksi busana.
Para peserta yang terdiri dari 20 desainer dan 20 penjahit, selama 14 hari menerima pembekalan dari desainer nasional pelopor busana tenun siap pakai, Wignyo Rahadi, beserta tim yang terdiri dari 4 (empat) orang desainer yang merangkap sebagai dosen di bidang fashion, yakni Elfi Lila; Yufie Safitri Sobari Kartaatmaja; Yuliana Wu; dan Dewa Made Weda Githapradana.
Advertisement
Para alumni program inkubasi ini diharapkan bisa menjadi perwakilan-perwakilan Kediri dalam kegiatan fashion serta menjadi miniatur industri fashion di kota Kediri. Apalagi wilayah Kediri, baik kota dan kabupaten memiliki banyak kekayaan budaya yang masih potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah branding.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan menambah portofolio peserta. Sekurang-kurangnya, setelah selesai dari kegiatan ini, peserta dapat memiliki bekal dan pengalaman dalam membuat sebuah karya mulai dari hulu hingga hilir,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri, Moch. Choirur Rofiq, Selasa (16/08/2022).
Hulu yang dimaksud adalah produk yang diciptakan sebagai bahan baku fashion sedangkan produk hilir adalah produk fashion yang siap jual.
Sebagai penutup bootcamp, para peserta berkolaborasi untuk membuat 20 karya busana ready to wear, baik untuk kategori contemporary fashion, maupun modest fashion atau busana muslim dengan garis besar tema penggunaan tenun ikat. Karya-karya tersebut nantinya akan ditampilkan pada pagelaran Dhoho Street Fashion (DSF) tahun ini.
"Kain tenun Kota Kediri mempunyai potensi lebih baik. Tentunya yang kita latih selama 14 hari ini bukan belajar menjahit, bukan belajar mendesain, yang rata-rata sudah mempunyai dasar. Jadi tujuan dari inkubasi ini adalah meningkatkan keterampilan mereka. Kita mengajarkan supaya lebih efektif," ujar Ketua Tim Mentor Wignyo Rahadi.
"Bagaimana pecah pola, bagaimana kalau ada desain seperti tertentu dan tentunya menambah kepercayaan diri bagi para peserta. Mereka juga memiliki kepercayaan diri lebih baik dan menguasai pemahaman desain. Dengan mempunyai pengetahuan baik, percaya diri otomatis kreatifitas akan lebih meningkat," lanjutnya.
Pada acara penutupan juga diumumkan peserta terbaik, yakni Lucky P. Purnami (Best Design); Ilma Abidina Cahya (Best Progress Desain); Muhammad Akmal (Best Illustration); Agustinawati (Best Pattern); Nuzul Kurniawan (Best Sewing); dan Emita Yuliana Setyaningsih (Best Progress Produksi). Penilaian keenamnya didapat dari proges dan kinerja selama pelatihan.
"Kita lebih mementingkan dalam proses. Proses bagus hasilnya akan bagus," tambah Wignyo dalam penutupan Wastra Mataraman Bootcamp. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |