Ada Nuansa Mistis saat Pengibaran Bendera Merah Putih di Gunung Srawet Banyuwangi

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 juga digelar di puncak Gunung Srawet, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Yang menarik, upacara sangat kental nuansa mistis berbalut nasionalisme. Pengibaran sang saka diawali dengan pembakaran dupa serta pembacaan mantra oleh sesepuh adat.
Ya, begitulah rangkaian upacara bendera Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-77, di gunung Srawet, setiap tahunnya.
Advertisement
Seperti tahun sebelumnya, menjadi pelaksana adalah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Banyuwangi, Forpimka Kecamatan Bangorejo, Pemuda Karang Taruna Tiga Serangkai Desa Ringintelu dan Yayasan Pakuan Suetra Wangim serta masyarakat sekitar. Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng yang sedang KKN pun ikut menjadi peserta.
Gunung Srawet, adalah gunung dengan tinggi sekitar 500 mdpl. Bisa dibayangkan, bagaimana kerasnya upaya menuju lokasi upacara. Peserta harus menembus hutan dengan medan bebatuan terjal. Tentu akan memakan banyak tenaga. Penuh perjuangan.
Perserta Upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di Gunung Srawet. (Foto: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
“Berjalan menuju puncak kita membutuhkan waktu satu setengah jam,” ucap Ketua AMPG Banyuwangi, H Zainul Arifin, Rabu (17/8/2022).
Begitu sampai puncak, sesepuh adat langsung melakukan ritual. Sesajen dipasang, dupa juga ikut dibakar. Kemudian mantra dibacakan. Yang intinya berharap keselamatan kepada sang pencipta. Serta dijauhkan dari balak dan mara bahaya.
Setelah itu, barulah upacara bendera HUT RI ke-77 digelar. Suasana khidmat terpancar sepanjang pelaksanaan.
“Upacara kemerdekaan merupakan kegiatan sakral untuk menghormati berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perjuangan naik gunung, jika dibandingkan dengan para pejuang yang telah gugur, ini masih belum seberapa,” ungkapnya.
Haji Arifin, sapaan akrab H Zainul Arifin, juga berharap seluruh elemen bangsa untuk menjadi penerus semangat perjuangan para pahlawan. Salah satunya dengan turut berperan serta aktif dalam pembangunan bangsa.
“Hubbul Wathan Minal Iman, mencintai tanah air itu sebagian dari iman,” cetusnya.
Upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 digelar di gunung Srawet, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi setiap tahunnya. (Foto: Imam Hamdani/TIMES Indonesia)
Ada beberapa alasan kenapa Gunung Srawet dipilih menjadi lokasi upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77. Pertama, gunung di Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, ini adalah salah satu ikon pariwisata. Tempat ini juga dikenal sakral oleh masyarakat sekitar.
“Khusus bagi para pemuda, mari semua kompak, guyub dan gotong royong dalam mempromosikan wisata alam kita sebagai wujud peran serta membangun daerah,” ujar pria yang juga Dewan Pembina RAPI Lokal 10 Bangorejo ini.
Pengasuh Yayasan Pakoewan Soetrawangi Padepokan Al Ikhlas Gunung Srawet, Muhammad Saifullah menambahkan. Doa dan mantra yang dipanjatkan dalam pengibaran bendera merah putih dipanjatkan untuk para pejuang yang telah gugur dalam perang merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Serta memohon keselamatan agar bangsa dan seluruh rakyat Indonesia dijauhkan dari bahaya. Dihindarkan dari bencana dan balak.
“Karena kita tinggal di Bumi Blambangan, khusunya di Jawa, maka seyogyanya kita mempunyai tata krama dengan 'membuka bumi'. Maka setiap kita hadir kesini, dilakukan ritual untuk membangkitkan jiwa-jiwa generasi penerus yang ada di daerah sekitar Gunung Srawet,” katanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |