Berharap Dilirik UNESCO, Reog Ponorogo Tampil Mengesankan di Eropa

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Setelah memukau warga Belanda di acara klasik Tong Tong Fair, tim kesenian reog Ponorogo tampil mengesankan di acara Indonesia Month yang digelar di Plaza Perpustakaan Oostende Brussel Belgia.
Reog Ponorogo yang bisa tampil di beberapa negara Uni Eropa tersebut atas kerjasama Pemkab Ponorogo dan KBRI di Belanda, Belgia, dan Perancis.
Advertisement
Kehadiran kesenian reog Ponorogo di beberapa negara Uni Eropa tersebut selain misi budaya sekaligus berharap dilirik dan diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai warisan budaya tak benda dunia.
Penampilan kesenian reog Ponorogo selalu mengundang perhatian khalayak baik di Belanda dan di Belgia.
Pada Sabtu (10/9/2022) ketika tampil di Brussel Belgia, reog Ponorogo mendapat perhatian luar biasa dari masyarakat Ibu Kota Belgia tersebut. Mulai dari tarian warok, tarian jathilan, dan penampilan tari bujangganong yang atraktif mendapat sambutan heroik.
"Belum lagi warga yang antusias ingin naik diatas kepala reog Ponorogo," kata Agung, salah satu staf Humas Pemkab Ponorogo yang ikut rombongan kesenian reog Ponorogo tour ke Eropa.
Menurut Agung, secara garis besar tampilan reog Ponorogo sangat berkesan baik saat di Belanda dan di Belgia.
Tim kesenian reog Ponorogo selain tampil dengan tariannya, juga menyempatkan berinteraksi langsung dengan pengunjung yang memadati kawasan Plaza Perpustakaan Oostende Brussel.
Sementara Bupati Ponorogo ditemui TIMES Indonesia terkait misi budaya reog Ponorogo negara-negara Uni Eropa mengaku sangat bangga, karena reog Ponorogo semakin dikenal di Eropa.
"Semua bertujuan untuk memperkenalkan reog Ponorogo secara lebih ekstensif kepada audiensi di Eropa," ucap Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya bukan hanya dilirik, "Reog Ponorogo harus diakui menjadi warisan budaya tak benda oleh UNESCO," tandas Bupati Ponorogo yang akrab disapa Kang Giri ini.
Acara Kebudayaan Indonesia terbesar di Belanda Tong-Tong Fair ke-62 menjadi panggung istimewa bagi kesenian reog Ponorogo. Penampilan kesenian khas asal Ponorogo, Jatim tersebut sangat dinantikan warga Belanda dan diaspora Indonesia di Belanda.
Ini yang pertama kali Tong Tong Fair menghadirkan seni tari topeng terbesar di dunia itu lebih dekat kepada masyarakat Belanda.
Dubes RI untuk Belanda H.E. Mayerfas menyebut ribuan pengunjung rela antre membeli tiket untuk masuk ke acara berkonsep pasar malam ala Indonesia yang berlangsung mulai 1 hingga 11 September itu. Reog Ponorogo tampil pada Jumat (9/9/2022).
"Karena memang reog Ponorogo salah satu yang unik ya, dan orang-orang Belanda yang dulu itu sudah banyak yang tahu reog, sehingga mereka datang kesini untuk menyaksikan reog Ponorogo," kata Dubes Mayerfas.
Pria yang juga beristrikan wanita Ponorogo ini mengaku senang dengan kehadiran reog Ponorogo.
Menurutnya, kesempatan ini bisa menjadi sarana efektif memperkenalkan reog Ponorogo ke masyarakat dunia khususnya di Eropa, dan membuktikan bahwa Reog Ponorogo layak diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Sebelumnya, dalam mengusung misi Kebudayaan, puluhan seniman Reog Ponorogo melanglang ke beberapa negara di Eropa.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ketika memberangkatkan para seniman reog Selasa (6/9/2022) kemarin mengatakan, keberangkatan duta-duta seni asal Ponorogo ini untuk misi kebudayaan ke Belanda, Belgia, Jerman dan Prancis.
"Mereka di sana akan tampil secara total sekaligus untuk membuka mata dunia bahwa reog Ponorogo layak sebagai warisan budaya tak benda yang terdaftar di UNESCO," kata Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya reog Ponorogo sejak lama kerap diundang untuk unjuk muka di sejumlah event internasional, namun kali ini berbeda karena Pemkab Ponorogo sengaja mengirim rombongan seniman tanpa ada pejabat yang mendampingi.
Kang Giri juga mengungkapkan, 14 seniman reog yang melakukan lawatan muhibah ke Eropa itu memiliki keahlian lebih, mereka adalah perwakilan dari sejumlah sanggar tari yang ada di Ponorogo.
Bahkan masing-masing mampu menarikan berbagai tokoh kesenian reog Ponorogo sekaligus memainkan alat musiknya. Bersamaan dengan kontingen reog ini, juga ikut memamerkan beragam produk asli Ponorogo mulai batik hingga hasil kerajinan tangan asli Ponorogo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |