Kejari Majalengka Doa Bersama untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

TIMESINDONESIA, MAJALENGKA – Keluarga besar Kejaksaan Negeri Kabupaten Majalengka atau Kejari Majalengka, Jawa Barat, menyelenggarakan doa bersama untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Senin (3/9/2022).
Kepala Kejari Majalengka, Eman Sulaeman mengatakan, tragedi Stadion Kanjuruhan ini bukan hanya tragedi sepakbola tanah air, tapi juga tragedi kemanusiaan.
Advertisement
Ia pun menyampaikan duka yang mendalam dan berbelasungkawa kepada korban dan keluarga korban. Selain itu, Kejari Majalengka mendoakan yang terbaik, yang meninggal amalnya diterima oleh Allah SWT serta keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan.
"Apa yang terjadi dan dialami anak-anak bangsa, 125 kehilangan nyawa di Stadion Kanjuruhan Malang bisa terjadi kepada kita semua. Sehingga Kejari Majalengka menyelenggarakan doa bersama," ujarnya.
Eman Sulaeman mengatakan, doa bersama ini merupakan bentuk keprihatinan, solidaritas, dan bagian doa kepada tuhan agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
"Bisa dibayangkan, mereka yang punya sahabat tiba-tiba kehilangan sahabat, orang tua kehilangan anak, kakak kehilangan adik," katanya.
Ia pun beharap tragedi Kanjuruhan menjadi tragedi yang terakhir di Indonesia. "Mari bersama-sama kita berdoa agar arwah saudara-saudara kita diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa," ucap Kajari Majalengka, saat memimpin doa bersama.
Berikut Kronologis Tragedi Stadion Kanjuruhan
Seperti diketahui bahwa sebelumnya peristiwa kelam tersebut, bermula saat pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Lebih dari 120, suporter Arema FC dilaporkan meninggal dunia menyusul kerusuhan di dalam stadion dalam laga yang dimenangi Persebaya Surabaya dengan skor 3-2 tersebut.
Kerusuhan dipicu kekalahan tuan rumah Arema FC atas Persebaya. Usai peluit akhir pertandingan ditiup wasit, awalnya beberapa suporter Aremania mulai masuk ke lapangan.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha langsung menghalau dengan memukul dan menendang suporter yang nekat masuk ke lapangan. Setelah insiden tersebut, semakin banyak suporter yang masuk ke lapangan.
Polisi mulai menembakkan gas air mata ke arah lapangan dan juga tribun penonton. Hal ini membuat ribuan penonton sesak nafas dan akhirnya pingsan.
Selain koeban jiwa, tragedi Stadion Kanjuruhan itu menyebabkan dua mobil milik polisi rusak. Satu mobil terbakar, sementara satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |