Peristiwa Daerah Tragedi Stadion Kanjuruhan

Suporter Lintas Klub di Probolinggo Berdoa untuk Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

Selasa, 04 Oktober 2022 - 04:27 | 46.75k
Ratusan suporter sepak bola dari beberapa klub sepak bola di Kota Probolinggo menggelar doa bersama dan menyalakan lilin. (Foto: Taufik Hidayat/TIMES Indonesia)
Ratusan suporter sepak bola dari beberapa klub sepak bola di Kota Probolinggo menggelar doa bersama dan menyalakan lilin. (Foto: Taufik Hidayat/TIMES Indonesia)
FOKUS

Tragedi Stadion Kanjuruhan

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Senin (3/10/2022) malam, untaian doa mengalir dari ratusan suporter sepak bola dari beberapa klub sepak bola di Kota Probolinggo. Mereka mendoakan korban tragedi Stadion Kanjuruhan, dan berkumpul di depan stadion Bayuangga Kota Probolinggo.

Para suporter tersebut terdiri dari Jack Mania, Viking, Aremania, Curvasut, Bonek Probolinggo dan perkumpulan pemuda pecinta sepak bola lainnya. 

Advertisement

Setiap organisasi suporter sepak bola itu menyampaikan orasinya terkait tragedi Stadion Kanjuruhan. "Kami Jack Mania menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Ke depan  diharapakan suporter Jack Mania menjadi suporter yang cerdas tidak anarkis," ujar perwakilan Jack Mania. 

Pun demikian dengan Perwakilan dari Viking Probolinggo, yang juga menyatakan belasungkawa. Pendukung dari klub Persib Bandung itu berharap agar kejadian di Kanjuruhan dijadikan introspeksi diri.

Pray-for-Kanjuruhan-dari-Probolinggo-1.jpgRatusan Suporter Klub Sepak Bola juga membawa poster bertuliskan "Damai di Tribun Surgamu Kawan" ungkapan Doa bagi Korban. (Foto: Taufik Hidayat/TIMES Indonesia)

Ungkapan yang sama diungkapkan oleh Bonek Probolinggo, suporter Persebaya Surabaya. Bonek Mania juga menyampaikan rasa dukanya, dan berharap peristiwa 1 Oktober di stadion Kanjuruhan Malang menjadi yang akhir dan tidak terulang kembali.

"Jika anda mencintai tim kebanggaan anda, anda juga harus mencintai nyawa anda," pesan perwakilan Bonek Probolinggo.

Sementara perwakilan Aremania Probolinggo mengucapkan salam hormat dan berterimakasih kepada seluruh suporter yang hadir. "Terima kasih atas doa yang ditujukan untuk Aremania, Aremanita yang gugur di tribun. Jangan sampai ada nyawa yang melayang lagi," ujar perwakilan Aremania Probolinggo.

Selanjutnya dalam acara doa bersama tersebut, juga disampaikan monolog oleh Curvasut Probolinggo.

Sepak bola. Sepak bola bagi kita semua bukan hanya pertandingan kedua tim. Bukan hanya tentang 90 menit pertandingan. Bukan hanya tentang siapa yang menang siapa yang kalah. Sepak bola bagi kita semua adalah harga diri, marwah, dan kebanggaan.

Pasti sudah banyak cerita kita bersama sepak bola. Dari cerita sedih sampai gembira semua sudah pasti kita alami. Tapi yang terjadi kemarin, sangat menyayat hati. Sangat menggores hati kita sebagai pecinta sepak bola. Terlintas pikiran apakah sebegitu burukkah wajah sepak bola kita? Sebegitu tidak menyenangkannyakah sepak bola kita?

Apa arti sebuah pertandingan jika harus ditukar dengan sebuah nyawa? Apalagi ini bukan hanya sebuah tapi RATUSAN NYAWA!

Saat ini bukan momen untuk saling menyalahkan, bukan momen untuk saling mencaci. Tapi yang harus kita sayangkan adalah represifitas yang dilakukan oleh aparat. Dimana ada saudara kita yang diinjak, dipukuli, dan dianiaya oleh aparat. Saya jadi teringat satu adagium yang berbunyi, "Salus Populi Suprema Lex Esto". Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi bagi suatu negara.

Dimanakah adagium itu sekarang? Ditanam dimanakah adagium itu sekarang? Sangat kami sayangkan kejadian kemarin terjadi. Malam-malam ini adalah malam yang kelam.

Bagi teman-teman yang kemarin turut berada di dalam stadion Kanjuruhan saya ucapkan turut prihatin atas apa yang terjadi dan turut berduka cita yang sangat mendalam bagi semua korban. Kejadian seperti ini tidak boleh terulang lagi. Cukup ini saja! Sudah banyak ibu yang menangis meratapi kepergian anaknya hanya karena satu pertandingan bola.

Tenang di tribun surgamu wahai saudara saudaraku!

Tuhan bersama kita semua!

Nah, setelah pembacaan monolog, Wali Kota  Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, memberikan sambutan. Malam itu, Wali Kota didampingi Kapolres Probolinggo Kota AKBP Wadi Sa'bani, dan Kepala Staf Kodim 0820 Mayor CZI Slamet Wahyudi.

Wali Kota Probolinggo  menyampaikan, tragedi stadion Kanjuruhan menjadikan suatu alasan yang besar. Menurutnya, insiden tersebut merupakan suatu bencana yang tidak diinginkan.

"Mari kita ikrarkan kejadian di Kanjuruhan Malang sebagai kejadian yang terakhir. Persatuan para suporter yang hadir malam ini merupakan komitmen persatuan yang tidak mudah dipecah belah," ujar Wali Kota Habib Hadi. 

Dalam kesempatan itu,  Wali Kota memimpin pembacaan surat Al Fatihah untuk para korban. 

Sementara, Kapolres Probolinggo Kota menyampaikan pesan bagi para suporter. "Malam ini, saya yakin para suporter berkomitmen untuk menjadikan peristiwa Kanjuruhan Malang sebagai momentum yang tak akan terulang," kata Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Wadi Sa'bani.

Pray-for-Kanjuruhan-dari-Probolinggo-2.jpgWali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin memimpin pembacaan surat Al Fatihah untuk para korban. (Foto: Taufik Hidayat/TIMES Indonesia)

"Jangan jatuh di lobang yang sama. Hanya orang bodoh saja yang mau jatuh ke lobang yang sama," tambah Wadi.

Menurutnya, kepolisian yang mendapat tugas untuk menjaga ketertiban tidak bisa berbuat apa-apa, kalau tidak ada dukungan dari semuanya. Semua pihak juga harus menata persepakbolaan di Kota Probolinggo secara bersama-sama.

"Kejadian kemarin jangan sampai dilupakan. Jaga sama-sama fasilitas yang ada. Jadikan setiap pertandingan (sebagai) hiburan dan penyemangat bagi semua," ujar AKBP Wadi.

Doa bersama Senin malam itu, berlangsung khidmat bahkan sampai membuat suporter menangis mengenang peristiwa yang menelan korban balita hingga dewasa tersebut. 

Dalam kesempatan itu, para suporter berdoa bersama, dan menyalakan lilin yang ditata membentuk hati dengan taburan bunga sebagai tanda berduka.

Sebagai tanda persatuan, para suporter juga menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri.

Koordinator Suporter klub Persipro 54, Jinggo Mania, Jovri menyampaikan duka yang mendalam bagi seluruh korban. "Fanatisme boleh. Apapun benderanya tetap di bawah bendera Indonesia. Ini merupakan momen persatuan seluruh sepak bola mania," ujar Jovri.

Mengakhiri acara, para suporter menyanyikan lagu karya Endang Sukamti berjudul "Sampai Jumpa".

Diberitakan sebelumnya, peristiwa ricuh usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya di stadion Kanjuruhan Malang, menelan ratusan korban jiwa.

Salah satu korban meninggal dari Kota Probolinggo atas nama Yanuar Dwi Bramastivo, RT 4 RW 3, Jalan KH Hasan Genggong, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran, yang masih duduk di kelas 10 di salah satu SMP di Kota Probolinggo.

Ia merupakan salah satu korban tragedi Stadion Kanjuruhan, yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Jasadnya telah dikebumikan pada Minggu (2/10). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES