Peristiwa Daerah

SDN 1 Sedayu Pacitan Sukses Bikin Pestisida Nabati Ramah Lingkungan

Senin, 31 Oktober 2022 - 13:15 | 100.06k
Proses pembuatan pestisida nabati ramah lingkungan berbahan kulit bawang merah oleh siswa SDN 1 Sedayu, Arjosar, Pacitan. (FOTO: Rita for TIMES Indonesia)
Proses pembuatan pestisida nabati ramah lingkungan berbahan kulit bawang merah oleh siswa SDN 1 Sedayu, Arjosar, Pacitan. (FOTO: Rita for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – SDN 1 Sedayu di Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sukses membuat pestisida nabati ramah lingkungan. 

Tak perlu mahal, bahan yang digunakan adalah sampah dapur yakni kulit bawang merah. Siswa kelas IV yang terdiri dari 8 perempuan dan 4 laki-laki juga dikenalkan untuk memanfaatkan bahan sekitar hingga pengolahan produk. 

Advertisement

"Selama ini kulit bawang merah dianggap sebagai sampah dapur dan alangkah baiknya untuk kita manfaatkan untuk dijadikan produk ramah lingkungan," kata Guru Kelas IV Rita Susanti, Senin (31/10/2022). 

Pembuatan pestisida berbahan alami tersebut berawal dari kegelisahan siswa akan adanya hama ulat yang menyerang tanaman sawi di sekolah ini, maka timbullah ide untuk mengajak siswa membuat pestisida nabati. 

"Saat ini bahan kimia kian marak digunakan hampir di semua aktivitas manusia, khususnya dalam bidang pertanian. Seperti pupuk, anti hama, anti jamur, dan penyubur tanaman," ungkap Rita. 

Pestisida-Nabati-2.jpgHasil pembuatan pestisida nabati kulit bawang merah bisa langsung digunakan untuk berbagai jenis tanaman. (FOTO: Rita for TIMES Indonesia) 

Menurut dia, penggunaan bahan kimia ini akan menimbulkan residu atau efek negatif bagi bumi di masa yang akan datang. Sehingga dengan pestisida nabati diklaim bisa mengurangi dampak buruk obat pertanian anorganik. 

"Kulit bawang merah mengandung senyawa acetogenin dalam jumlah tinggi yang bekerja untuk melindungi tanaman. Pestisida dari kulit bawang ini berfungsi sebagai pengusir hama seperti ulat, jamur, atau kutu di tanaman," terang Rita. 

Selain itu, pembuatannya pun cukup mudah, hanya dengan memasukkan kulit bawah merah ke dalam botol setengahnya kemudian dicampur dengan air, lalu didiamkan selama 3 hari.

Setelah itu air rendaman kulit bawang merah ini dapat disaring dan dipindah di botol spray untuk selanjutnya disemprotkan ke tanaman.

"Penggunaan pestisida nabati juga dapat menekan biaya perawatan pertanian, mengurangi efek dari bahan kimia untuk tanaman dan lingkungan di masa yang akan datang," jelas Rita Susanti. 

Pestisida-Nabati-3.jpg

Sementara itu Kepala SDN 1 Sedayu Aminudin mengapresiasi guru dan siswa dalam pembuatan pestisida nabati. Kendati hal tersebut kali pertamanya inovasi di sekolah. Menurutnya merupakan pengalaman berharga yang layak dilestarikan. 

"Kegiatan ini merupakan pengalaman baru juga ramah lingkungan dan sangat bermanfaat. Kan, biasanya jika memberantas hama selalu menggunakan produksi kimia," ujarnya. 

Aminudin pun berharap, ke depan sekolahnya lebih produktif dengan inovasi yang ada untuk memanfaatkan sumber daya alam sekitar sekaligus mengurangi sampah di bumi agar lebih ramah lingkungan. 

"Semoga pengalaman ini meningkatkan kreativitas siswa. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas inovasi dan kreativitas guru pembimbing kelas 4," katanya. 

Pun demikian, meski harus diaplikasikan secara berulang kepada tanaman, setidaknya pestisida nabati dari kulit bawang ini sudah turut membantu mengurangi sampah rumah tangga agar tak terbuang sia-sia. Khususnya di sekitar SDN 1 Sedayu, Arjosari di Kabupaten Pacitan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES