Peristiwa Daerah

Bidik Pasar Indonesia Timur, De Heus Investasi Pabrik Baru Senilai Rp400 Miliar

Rabu, 02 November 2022 - 22:11 | 129.95k
Peresmian pabrik pakan ayam De Heus, Rabu (2/11/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Peresmian pabrik pakan ayam De Heus, Rabu (2/11/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Agar perekonomian peternak di Jatim meningkat, pabrik pakan ternak asal Belanda yakni De Heus membuka pabriknya yang ke empat di PIER. 

Peresmian pabrik baru seluas 5 hektar dengan kapasitas produksi sebesar 300.000 MT per tahun ini dilakukan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Rabu (2/11/2022). 

Advertisement

Berdirinya pabrik pakan ternak di Kawasan PIER Jawa Timur ini bertujuan agar pelaku usaha maupun perusahaan berskala besar untuk menyerap hasil pertanian dan perkebunan di seluruh Indonesia.

"Saya berharap dengan adanya pabrik pakan di sini akan memberikan nilai manfaat jangka panjang bagi masyarakat sekitar" kata Mentan saat meresmikan perusahaan De Heus yang memproduksi pakan ayam, di Kawasan PIER Jawa Timur.

Penteri-Pertanian.jpgMentan Syahrul Yasin Limpo saat meresmikan perusahaan De Heus yang memproduksi pakan ayam, Rabu (2/11/2022).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Ia menambahkan pertanian dan peternakan adalah sektor yang memberi solusi kongkrit bagi tumbuh kembang sebuah ekonomi. Hal ini terlihat pada data BPS yang menjelaskan bahwa sektor pertanian bisa bertahan bahkan tumbuh saat pandemi Covid-19 lalu.

"Kontribusi keduanya bahkan terbukti menjadi kunci utama bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi krisis dunia," terangnya.

Mentan Syahrul Yasin Limpo mengaku sangat mendukung ekspansi yang dilakukan De Heus, guna mendorong kemajuan pertanian dan pangan di Indonesia.

"Indonesia memiliki 273 juta penduduk. Mereka butuh makan, butuh kerja, dan kebutuhan lain. Langkah De Heus ini tepat, mengingat di tengah ancaman gelombang ekonomi yang belum stabil, Indonesia tetap survive, salah satunya ditopang sektor pertanian," jelasnya.

Dia berharap De Heus akan terus berkibar dan berperan serta dalam sektor pertanian, pangan dan perekonomian di Tanah Air. 

Sementara itu, Presiden Direktur De Heus Indonesia Kay De Vreese menerangkan, bahwa pabrik ke empat yang didirikan ini mempunyai nilai investasi Rp400 miliar.

"Dan pabrik kita semuanya menggunakan bahan baku lokal asli Indonesia sebesar 70 persen sisanya kita impor," ujarnya.

Terkait bahan baku impor yang digunakan untuk pembuatan pakan ternak seperti tepung kedelai, pihak De Heus telah menggandeng beberapa universitas untuk melakukan penelitian agar ketergantungan bahan impor bisa digantikan dengan bahan lokal.

De-Heus.jpg

"Komposisi lokal yang kita punya adalah jagung, dedak itu sekitar pemakainya sekitar 70% sedangkan yang 30% kebanyakan dari sumber protein dan yang lain-lain. Jadi komposisinya 30% impor 70% lokal," ucap Kay. 

Besarnya potensi pasar pakan ternak di Indonesia mendasari perusahaan produsen pakan ternak ternama asal Belanda, De Heus untuk menambah investasinya di Tanah Air dengan membuka pabrik baru. 

Kay De Vreese mengatakan, pabrik di PIER merupakan pabrik ke-4 di Indonesia. Sebelumnya, De Heus sudah memiliki pabrik produksi di Bekasi, Bogor, dan Mojokerto.

Kay mengungkapkan, pabrik di PIER menjadi lokasi produksi pakan paling modern sekaligus berkelanjutan di Indonesia. Ke depan kapasitas pabrik ini akan terus ditingkatkan menjadi 50.000 MT per bulan.

"De Heus sendiri sudah berdiri sejak 100 tahun lalu dan saat ini telah memiliki pabrik di 25 negara di dunia. Pabrik kami di Bekasi adalah yang terbesar diantara pabrik De Heus di seluruh dunia dengan kapasitas produksi sebesar 55.000 MT per bulan," kata Kay. 

Pabrik di Bekasi, lanjut dia, adalah untuk produksi pakan ayam, pakan ikan dan udang serta benih udang, sementara pabrik di Bogor memproduksi pakan ayam, sedangkan pabrik di Mojokerto produksi pakan ayam dan pakan ikan. Sementara pabrik di baru ini akan memproduksi pakan ayam saja.

Produk pakan yang dihasilkan pabrik De Heus di Indonesia, sebut Kay, seluruhnya untuk memenuhi pasar dalam negeri. Khusus pabrik di Mojokerto dan PIER adalah untuk pasar di Kawasan Indonesia Timur.

"Potensi pasar di Indonesia sangat besar. Populasi penduduk Indonesia diproyeksikan meningkat menjadi 298 juta orang pada tahun 2030. Artinya, konsumsi protein diperkirakan akan meningkat secara siginifikan di masa depan. Nah, De Heus siap berkontribusi untuk membantu menjaga akses pangan yang aman dan sehat bagi populasi yang terus tumbuh secara berkelanjutan," ujar Kay didampingi Commercial Director De Heus Indonesia, Edi Wahyu Cahyono.

Sejak masuk ke Indonesia pada tahun 2018, De Heus Indonesia telah melalui masa perkembangan yang dinamis. De Heus berkomitmen untuk mempertahankan dan memperkuat kewirausahaan mandiri dan masa depan dalam peternakan dan budidaya perikanan.

Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, antara lain untuk manajemen petemakan, biosekuriti, kebersihan, keamanan pangan dan kesejahteraan hewan, pihaknya mendukung petemak mandiri, petani ikan dan udang di Indonesia untuk maju dalam profesionalisasi, peningkatan, dan profitabiltas.

"Dengan kehadiran kami di Indonesia, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada bangsa. Pabrik modem ini menjadi salah satu kontribusi kami, dengan mesin-mesin dari Eropa, otomatisasi, dan juga sistem digital atay robotic technology," ulas Kay.

Dalam kesempatan itu juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara De Heus dengan petani jagung melalui asosiasi yang mewakili 35.000 petani jagung, pemuda petani milenial (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia/HKTI), Kelompok Tani Sinar Tani (Proboiinggo, Jawa Timur) dan Koperasi KTNA Mustika Tani Sejahtera (Blora, Jawa Tengah) untuk mengembangkan usahanya yang meliputi pengadaan, pemberdayaan, dan pengembangan.

"Kami menggandeng para petani jagung untuk kebutuhan bahan baku. Ini adalah untuk keberlanjutan produksi. Sementara komponen bahan baku yang masih diimpor adalah tepung kedelai yang komposisinya sekitar 30 persen," jelasnya saat pembukaan pabrik De Heus di PIER.(*) 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES