Kaum Difabel Miliki Peluang Berkarya di Hotel Horison Tasikmalaya

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Perwujudan kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam proses pemenuhan lapangan kerja dirasakan masih sangat minim, termasuk untuk para difabel Tasikmalaya. Siswa-siswi dibeberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) di Tasikmalaya yang telah memiliki kecakapan hidup (life skill) masih memerlukan bantuan dalam penyaluran pencarian pekerjaan.
Hal tersebut disampaikan oleh pegiat disabilitas Tasikmalaya Dr. Sima Mulyadi, MPd saat acara silaturahmi dengan General Manager (GM) Hotel Horison Tasikmalaya Veri Susandra di Resto Horison, Jalan Yudanegara 68, Yudanegara, Cihideung, Kota Tasikmalaya, Selasa (8/11/2022).
Advertisement
Pegiat Difabel Tasikmalaya saat bertemu di resto Horison, Jalan Yudanegara 68, Yudanegar (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Sima bersama pegiat disabilitas sosial Tasikmalaya Aris Surahman, MPd dan relawan disabilitas dari mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Syifa Azkia Purwanti dan Muhamad Hamdan sengaja datang bersilaturahmi ke managemen Hotel Horison sebagai langkah untuk merintis kerjasama dalam pemberdayaan Difabel di Tasikmalaya.
"Di Tasikmalaya kami mencoba merintis pemberdayaan (peluang kerja dan usaha) disabilitas untuk dapat menembus dalam dunia usaha, sebab sampai saat ini belum ada gayung bersambut antara pihak ABK dengan lembaga yang terkait dalam dunia usaha dan industri seperti dengan Hotel Horison ini," ungkap Sima saat ditemui TIMES Indonesia disela acara silaturahmi.
Baik Sima ataupun Aris mengakui kualitas skill sumberdaya manusia dan produk karya kaum difabel di Tasikmalaya secara kualitas sudah dapat bersaing dengan SDM diluar kelompok difabel.
"Untuk SDM sebetulnya tinggal diberikan pengarahan dengan pelatihan yang lebih spesifik, sedangkan untuk produk hasil karya sebetulnya sudah bisa bersaing dengan produk yang sudah ada dipasaran, tinggal masalah pemasarannya saja yang perlu kita bantu," tandasnya.
Menyoal tentang lahan pekerjaan untuk difabel di sektor perhotelan menurut Sima sangatlah banyak peluang, seperti yang sederhana sekali dan spesifik untuk pengerjaan cuci piring, room boy, operator telepon, pramusaji, juru masak, laundry atau menjadi terapis (massage) bagi tuna netra di spa hotel.
"Dibeberapa kota sudah ada difabel yang dikaryakan, seperti di Kota Bandung sudah ada dibeberapa hotel, kemudian di resto cepat saji KFC Bandung difabel dikaryakan sebagai juru masak, pramusaji dan kasir, bahkan di Kota Subang ada sebuah perusahaan Industri sparepart yang mempekerjakan difabel dalam proses pembuatan kabel body motor," terang Sima.
Sementara itu GM Hotel Horison Tasikmalaya Veri Susandra menyambut baik terhadap program yang disodorkan para pegiat difabel Tasikmalaya, menurutnya banyak peluang yang dapat dikerjasamakan dengan para Difabel di Tasikmalaya.
"Diberbagai negara seperti Brunei banyak yang telah mempekerjakan karyawannya dari kaum Disabilitas, untuk penawaran kerjasama ini kita akan coba ajukan ke managemen perihal approve atau tidaknya manajemen kenapa tidak kita coba dulu?" ujar Veri.
Dalam pertemuan silaturahmi ini pun Veri memberikan peluang kepada para Difabel untuk dapat memajangkan dan menjual hasil karyanya di etalase showroom hotel berkelas berbintang tiga dan ternama di Kota Tasikmalaya.
Bahkan lebih dari itu Veri pun memberikan kesempatan para Difabel untuk dapat tampil memamerkan unjuk kebolehannya mengisi live musik atau mengedukasi pembuatan batik tulis bagi para tamu hotelnya.
Sedangkan Aris Surahman MPd yang juga sebagai Kepala SLB Lestari Kota Tasikmalaya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi atas kesediaan dari pihak managemen hotel.
"Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap horison hotel, ini peluang yang sangat berharga dan langka bagi difabel, saat ini karya anak difabel hanya dipajang di etalase sekolah, mudah-mudahan dengan adanya kemitraan dengan horison ini akan menjadi peluang kerja dan mata pencaharian bagi kelompok difabel," kata Aris.
Aris menambahkan dari enam SLB yang tersebar di Kota Tasikmalaya ada sekitar 700 siswa yang memerlukan pembinaan dan bimbingan dalam penyaluran tenaga kerja. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |