Berkat Kampanye Gemarikan, Angka Konsumsi Ikan Masyarakat Banyuwangi Meroket

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Upaya Pemkab Banyuwangi untuk mendorong konsumsi ikan berbuah manis. Kini Angka Konsumsi Ikan atau AKI di Bumi Blambangan mengalami progres kenaikan yang cukup pesat, sehingga berhasil menyabet predikat AKI tertinggi ketiga se-Jawa Timur.
Dari data Dinas Perikanan Banyuwangi menyebutkan, angka konsumsi ikan di Banyuwangi pada tahun 2020 sebesar 36.63 Kilogram/Kapita/pertahun, dan meningkat cukup signifikan di angka 61.52 Kilogram/kapita/tahun pada 2021.
Advertisement
Oleh sebab itu di tahun 2022 ini Banyuwangi dinilai menjadi kabupaten dengan kenaikan angka konsumsi ikan yang sangat progresif di Jawa Timur dan akan mendapatkan penghargaan dari Provinsi pada acara Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional atau Forikan Jawa Timur.
Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Alief Rachman Kartiono, menjelaskan, hal tersebut bisa terjadi karena upaya gerakan memasyarakatkan makan ikan atau Gemarikan bersama stakeholder berjalan masif seperti adanya Sosialisasi, gelar produk perikanan, dan bantuan-bantuan terhadap nelayan dan lain sebagainya.
"Alhamdullilah upaya dari Dinas Perikanan bersama dengan kelompok masyarakat terkait perikanan membuahkan hasil," jelas Alief, Selasa (22/11/2022).
Kenaikan tersebut tidak luput dari upaya masyarakat sendiri yang selalu mau belajar dan mencoba mengembangkan wawasanya untuk bisa naik kelas dari yang hanya menjual ikan segar namun juga mencoba olahan-olahan ikan yang dapat meningkatkan daya jual kuliner berbahan dasar Ikan.
Selain itu masyarakat juga mulai sadar akan pentingnya mengkonsumsi ikan sebagai perbaikan gizi dan mengatasi stunting pada anak-anak, dengan banyaknya gizi yang dibutuhkan anak-anak, seperti Omega 3, Protein, Vitamin A, Vitamin D, Vitamin B6, Vitamin B12 dan Yodium yang berfungsi untuk meningkatkan kecerdasan otak anak yang sedang dalam perkembangan, menurunkan resiko Asma pada anak, menjaga fungsi pengelihatan pada anak dan lainya.
Alief menambahkan akan terus berupaya untuk meningkatkan wawasan masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi ikan untuk anak-anak, untuk itu pihaknya akan menggandeng Dinas Pendidikan untuk mengenalkan sejak dini pada anak-anak aneka makanan yang berbahan dasar ikan.
"Beberapa makanan seperti kudapan ikan, keripik kulit ikan, nantinya akan kami pasarkan di kantin-kantin sekolah, agar mereka lebih menyukai makanan berbahan dasar ikan yang kaya gizi," imbuhnya.
Meningkatkan angka konsumsi ikan, masih Alief, memiliki tantangan tersendiri seperti banyaknya masyarakat enggan makan ikan karena bau amis yang menyengat, kurangnya pemahaman masyarakat tentang gizi dan manfaat protein ikan bagi kesehatan dan kecerdasan, rendahnya suplai ikan khususnya ke daerah-daerah pedalaman akibat kurang lancarnya distribusi pemasaran ikan, belum berkembangnya teknologi pengolahan atau pengawetan ikan sebagai bentuk keanekaragaman dalam memenuhi tuntutan selera konsumen dan sarana pemasaran.
"Oleh sebab itu kita dan masyarakat harus selalu berinovasi menciptakan berbagai makanan dari ikan, mungkin bisa seperti Sushi atau menciptakan makanan baru," tegasnya .
Alief berharap, masyarakat Banyuwangi tidak hanya makan olahan dari tahu, tempe dan ayam saja namun olahan-olahan ikan juga menjadi hindangan utama untuk menambah gizi masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |