Peristiwa Daerah

Dinkes Banyuwangi Siap Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Nataru

Rabu, 23 November 2022 - 19:32 | 23.72k
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat. (Foto: Anggara Cahya/ TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat. (Foto: Anggara Cahya/ TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru atau libur Nataru, Dinas Kesehatan atau Dinkes Banyuwangi memberikan upaya terbaik untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19. Hal itu karena pada momen waktu tersebut akan terjadi mobilisasi warga dalam jumlah besar yang sekaligus memicu keramaian.

Seperti yang telah disampaikan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI Budi Gunadi Sadikin, ia memproyeksikan puncak peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada waktu Nataru di bulan Desember atau paling lambat awal Januari.

Advertisement

Untuk menghadapi hal tersebut Dinkes Banyuwangi menggandeng beberapa Instansi dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah atau Forkopimda, Musyawarah Pimpinan Kecamatan Muspika seluruh Banyuwangi dan instansi lainya untuk ikut andil dalam pengendalian puncak Covid-19 yang telah diprediksi Kemenkes.

Selain itu peningkatan fasilitas kesehatan atau Faskes seperti Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas di seluruh Banyuwangi juga terus menggalakan vaksinasi dosis ketiga dan keempat. Puskesmas memiliki target minimal 50 orang yang mendapat vaksin perharinya, hal tersebut dilakukan agar masyarakat siap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 mendatang.

Dijelaskan oleh kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, saat ini di Banyuwangi angka vaksinasi Booster masih rendah hanya sekitar 37 persen, padahal ketentuan minimal dari Kemenkes yaitu 50 persen dari keseluruhan jumlah masyarakat.

"Beberapa Kecamatan di Banyuwangi seperti Wongsorejo, Muncar dan Siliragung masih minim vaksin Booster dan susah untuk mau vaksin," jelasnya, Rabu (23/11/2022).

Tak sampai disitu puskesmas juga diminta memperkuat lagi 3T yaitu tes Covid (Testing), penelusuran minimal 14 orang dengan kontak erat pengidap Covid (Tracing), dan tindak lanjut berupa perawatan pada pasien Covid (Treatment) sebagai upaya untuk mendeteksi lebih awal agar memudahkan pengendalian kasus Covid.

Dan bilamana angka kasus Covid-19 terus meningkat, Dinkes juga telah melakukan upaya menyiagakan kembali ruang tidur, ruang isolasi, ruang Intensive Care Unit atau ICU seluruh rumah sakit di Banyuwangi khusus untuk penanganan Covid.

Dalam kesempatan yang sama, Amir juga memaparkan data dari Dinkes Banyuwangi bahwa kasus Covid-19 untuk saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di bulan Oktober terdapat sekitar 25 kasus Covid setiap harinya, dan di bulan November tepat hari ini terdapat 86 kasus aktif Covid-19 yang terdata pada seluruh wilayah Banyuwangi.

Amir juga menambahkan, untuk saat ini dari 86 kasus aktif Covid, sekitar 20 orang dilakukan rawat inap, dan jika Bed Occupation Rate atau BOR mengalami peningkatan dan tingkat vaksinasi tidak meningkat maka Banyuwangi akan dinaikkan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 2.

"Syukur saat ini asesmen Kemenkes Banyuwangi masih PPKM Level 1," ucap Amir.

Untuk itu Amir selalu mengimbau agar masyarakat selalu patuh pada protokol kesehatan atau prokes agar kasus Covid-19 di Banyuwangi tidak terjadi lonjakan yang signifikan, karena virus Corona Omicron Sub varian BA.2.75, BQ.1, BN.1, dan XXB mudah menyebar dan menyerang masyarakat Banyuwangi dengan cepat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES