Inovasi yang Terdaftar di APIK Kabupaten Bandung Naik 721 Persen

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Pemkab Bandung melalui Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perencanaan Pembangungan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Bandung kembali menggelar sosialisasi indeks inovasi Kabupaten Bandung. Kali ini untuk pelayanan masyarakat di bidang kesehatan, khususnya Puskesmas.
Selain dalam rangka menghadapi kepentingan Innovative Government Award (IGA) dan Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB), sosialisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan inovasi pelayanan publik di perangkat daerah, sehingga mempermudah pelayanan kepada masyarakat dan pengelolaan kepemerintahan.
Advertisement
Sosialisasi ini sekaligus memberikan arahan kepada tiap puskesmas untuk pelaporan produk inovasinya, yang kemudian akan menjadi indeks inovasi Kabupaten Bandung.
Kepala Bappelitbangda Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi berharap seluruh inovasi harus dapat diimplementasikan, keberlanjutannya harus dijaga dan dikelola, sehingga bisa meningkatkan indeks inovasi daerah.
Erwin mengungkapkan, jumlah Inovasi yang ada di Kabupaten Bandung, semakin meningkat semenjak diperkenalkannya APIK (Aplikasi Informasi Kelitbangan) pada akhir tahun 2019, dengan berdasarkan aturan Kemendagri, yang dibuat untuk kepentingan Innovative Government Award (IGA) yang berubah setiap tahunnya.
APIK atau Aplikasi Informasi Kelitbangan merupakan inovasi yang diciptakan oleh Bidang Litbang Bappelitbangda Kabupaten Bandung dengan maksud dan tujuan untuk menginventarisir dan memberikan informasi mengenai seluruh inovasi yang ada di Kabupaten Bandung, dalam rangka pemenuhan data dan indikator kegiatan rutin yang diadakan dari Pusat
Terpantau di dalam APIK, adanya peningkatan inovasi yang ada di Kabupaten Bandung hanya berjumlah 19 dalam jangka waktu 2015-2018.
“Namun pada jangka waktu 2019-2023 meningkat menjadi 137 inovasi di Kabupaten Bandung yang terdaftar atau naik sekitar 721% hanya dalam jangka waktu 4 tahun,” ungkap Erwin kepada TIMES Indonesia, Sabtu (10/12/2022).
Erwin menambahkan, pengimplementasian inovasi di seluruh Puskesmas di Kabupaten Bandung dapat berjalan secara optimal, dan berkontribusi dalam mendukung pembangunan, serta pencapaian visi mewujudkan Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis, dan Sejahtera.
"Mengingat jumlah puskesmas di Kabupaten Bandung yang banyak, maka dalam pengembangan inovasi dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki," kata Erwin.
Ia menambahkan, sosialisasi mengenai inovasi-inovasi tersebut harus rutin dilakukan Bappelitbangda dalam rangka meningkatkan inovasi daerah Kabupaten Bandung, yang secara tidak langsung sangat berdampak terhadap peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Karena itu dalam rangka pengembangan inovasi di bidang pelayanan kesehatan dan peningkatan indeks inovasi daerah Kabupaten Bandung, Bidang Litbang Bappelitbangda Kabupaten Bandung melaksanakan sosialisasi Innovative Government Award (IGA) dan Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) kepada seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Bandung di Aula Kantor Bappelitbangda Kabupaten Bandung.
Kegiatan tersebut dalam rangka memberikan pemahaman kepada setiap ASN di satuan kerja Puskesmas agar dapat berinovasi serta melengkapi data administrasi yang diperlukan sebagai eviden dalam penilaiannya oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi. Sosialisasi diikuti perwakilan dari Dinas Kesehatan dan 62 Puskesmas di Kabupaten Bandung.
"Dengan sosialisasi ini juga diharapkan Kabupaten Bandung siap untuk mengikuti pelaksanaan IGA dan KIJB pada tahun 2023," jelas Erwin.
KIJB diselenggarakan untuk mendorong pengembangan dan pemanfaatan inovasi yang lebih fokus, terarah, mendalam dan berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan kinerja penyelenggaran pemerintah daerah dan percepatan pencapaian target pembangunan daerah di Provinsi Jabar dengan lebih efektif dan efisien.
Narasumber lainnya dalam sosialisasi ini yakni dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Jabar, Dewi Gartika menjelaskan mengenai Strategi Optimalisasi Proposal Inovasi Daerah dalam Konteks Indeks Inovasi Daerah.
"Sehingga diharapkan setiap Puskesmas dapat melengkapi proposal inovasi serta 20 indikator IGA yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Kementerian Dalam Negeri," ucap Dewi Gartika.
Sedangkan Aji Winara, narasumber dari BP2D Jabar menjelaskan terkait strategi penciptaan inovasi yang genuine dan baru, serta bagaimana penyusunan proposal yang memenuhi kriteria KIJB. Aji menyebut ada 5 variabel, 5 indikator mandatori, 15 unsur lainnya dalam penilaian IGA.
"Dengan pelaksanaan sosialisasi peningkatan inovasi tersebut, diharapkan Puskesmas berperan dan turut andil dalam Pengembangan Inovasi di Kabupaten Bandung," kata Aji Winara.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |