Imbas Hujan Deras, Kawasan Gedebage Kota Bandung Jadi Prioritas Tangani Banjir

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kepala UPTD Operasional Pemeliharaan Gedebage pada Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Mochamad Mucharam menyebut, saat ini kawasan Gedebage menjadi salah satu prioritas penanganan banjir di Kota Bandung. Utamanya sekitar bagian depan Pasar Induk Gedebage.
“Karena menjadi penyebab macet di Jalan Soekarno-Hatta bila banjir di depan Pasar Induk. Jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan,” ujar Mucharam.
Advertisement
Banjir yang terjadi di kawasan Gedebage diakibatkan intensitas hujan di daerah hulu tinggi yakni di wilayah Ujungberung. Sehingga air hujan tidak dapat tertampung oleh Sungai Cipamulihan dan anak-anak sungainya.
Upaya penanganan Pemkot Bandung mengatasi genangan banjir di kawasan Gedebage. (Foto: Humas Bandung)
Sebelumnya, akibat intensitas hujan yang tinggi disertai petir dan angin kencang, kawasan Gedebage pun dikepung banjir pada Minggu 10 Desember 2022 dan Senin 11 Desember 2022 lalu.
Selain itu, air yang datang dari arah hulu maupun dari dalam Pasar Induk Gedebage juga tidak dapat tertampung oleh keberadaan kolam retensi.
Begitu pula air yang datang dari dalam Pasar Induk Gedebage membawa sampah yang sangat banyak. Juga kondisi air Sungai Cinambo yang sudah sejajar dengan Jalan Cimincrang.
Pemkot Bandung mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk menangani banjir Gedebage. Mulai dari pengerukan saluran air di samping pasar, pemeliharaan berupa pengerukan di Sungai Cipamulihan dengan alat berat, penyedotan dengan menggunakan rumah pompa, serta pembersihan tali-tali air yang tersumbat.
“Memang penanganan (banjir) kemarin agak lama, memerlukan waktu 4 jam. Dua kali lipat lebih lama dari biasanya,” ujar dia menambahkan.
Secara keseluruhan, data dari DSDABM Kota Bandung memaparkan sampai saat ini, total titik genangan di Kota Bandung berjumlah 68 dengan berbagai upaya penanganan yang dilakukan oleh DSDABM Kota Bandung.
Upaya penanganan Pemkot Bandung mengatasi genangan banjir di kawasan Gedebage. (Foto: Humas Bandung)
Mulai dari target 9 kolam retensi, 3.706 buah drumpori, 647 sumur resapan, dan 14 rumah pompa.
Selain itu, penanganan lahan kritis pun sudah dilakukan. Di antaranya, Wetland Cisurupan, Bukit Mbah Celeng, Bukit Mbah Garut, Kanbay Garung, Saluran atau Kali Mati Padjamsah, serta Lembah 101 Tangga.
Untuk itu, Mucharam mengimbau kepada seluruh pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat Kota Bandung untuk sama-sama menjaga kebersihan, utamanya menjaga perilaku membuang sampah.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Bandung untuk bersama sama menanggulangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke sungai.
Menurutnya, tertib membuang sampah akan sangat membantu upaya pemerintah Kota Bandung dalam pencegahan banjir di beberapa titik rawan. “Jangan buang sampah sembarangan, buang pada tempatnya,” imbaunya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |