Peristiwa Daerah

Keluarga Marhaenis Mojokerto Ziarah ke Makam Riyanto

Sabtu, 24 Desember 2022 - 17:28 | 91.82k
Keluarga besar marhaenis Mojokerto bersama Ketua PC GP Ansor Kota Mojokerto pada saat menziarahi makam almarhum Riyanto, Sabtu (24/12/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Keluarga besar marhaenis Mojokerto bersama Ketua PC GP Ansor Kota Mojokerto pada saat menziarahi makam almarhum Riyanto, Sabtu (24/12/2022) (Foto: Thaoqid Nur/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Kota Mojokerto dan Dewan Pengurus Cabang (DPC) GMNI Mojokerto Raya menilai almarhum Riyanto adalah wujud nilai kemanusiaan dan toleransi.

Pesan ini yang ingin disampaikan keluarga Marhaenis Mojokerto dalam ziarah ke makam Riyanto di Jalan Cinde Baru I No.9, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Sabtu (24/12/2022).

Advertisement

Ketua PA GMNI Kota Mojokerto, Ahmad Yustinus Ariyanto mengatakan bahwa ziarah ini menjadi salah satu bagian dalam rangkaian acara Konferensi Cabang (Konfercab) GMNI Mojokerto Raya yang digelar di Shaba Mandala, Gedung Pemkot Mojokerto. Konfercab ini juga bertepatan dengan jelang meninggalnya almarhum Riyanto, pahlawan kemanusiaan.

"Karena GMNI memperkuat entitasnya sebagai pejuang nasionalisme ingin menyuarakan bahwa bagaimana memandang Riyanto tidak sebagai sosok, tetapi sebagai nilai yang mengingatkan kita tentang persatuan dan kesatuan, toleransi kebhinnekaan," ungkap Xanana, sapaan akrab Ahmad Yustinus Ariyanto kepada TIMES Indonesia, Sabtu (24/12/2022).

"Pada diri Riyanto ada satu pesan dan nilai kemanusiaan yang kita tidak boleh melupakan hal itu kapanpun," sambungnya.

Xanana menambahkan bahwa almarhum Riyanto mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan itu tidak memandang agama. Berbeda secara agama akan tetap sama sebagai saudara dalam kemanusiaan.

"Bagaimana kita melihat saudara-saudara kita yang berbeda keagamaan itu adalah tetap saudara kita dalam perspektif kemanusiaan dan sebagai warga negara anak bangsa," ucapnya. 

Selama ziarah kali ini, GP Ansor Kota Mojokerto juga turut serta. Nampak hadir Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kota Mojokerto, Ahmad Syaifullah.

"Kami ingin menegaskan bahwa Riyanto adalah simbol toleransi secara hakiki, bagaimana kita berkemanusiaan secara sejati, dan bagaimana kita memelihara kerukunan, keharmonisan, antar sesama manusia ini tanpa ada rasa saling membeda-bedakan," terang Gus Ipung, sapaan akrab Ahmad Syaifullah.

Gus Ipung menilai bahwa sosok Riyanto mengajarkan berbagai nilai kemanusiaan. Riyanto akan terus hidup dan menghidupi perjalanan sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara di bawah tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Riyanto adalah value. Riyanto adalah nilai soal kemanusiaan. Riyanto adalah nilai bagaimana bertoleransi. Riyanto mengajarkan kita berbuat baik tanpa pandang bulu, dan Riyanto akan hidup menghidupi perjalanan sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara ini dalam kerangka NKRI," tegasnya.

Gus Ipung, sapaannya menyatakan bahwa pemuda Ansor dalam hal ini akan seterusnya bersinergi dengan PA GMNI Kota Mojokerto untuk terus menggelar agenda serupa di tahun-tahun berikutnya.

"Kami bersepakat bahwa hal ini penting untuk terus kita suarakan, ini juga akan menjadi stimulus bagi ormas maupun kelompok-kelompok lainnya untuk tahun-tahun berikutnya bergabung untuk menyuarakan nilai-nilai yang telah disuarakan oleh almarhum Riyanto," tegasnya.

Tahun depan, keluarga Marhaenis Mojokerto bersama GP Ansor Kota Mojokerto akan menggelar agenda serupa yang lebih masif, yang lebih progresif. Untuk terus mengingatkan bersama bahwa Riyanto adalah pahlawan kemanusiaan di Kota Mojokerto. 

Sebagai informasi, Riyanto adalah anggota Banser yang meninggal saat berjaga di Gereja Sidang Jemaat Pentakosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer di Mojokerto, Jawa Timur, 24 Desember 2000. 

Kisah Riyanto, Pahlawan Kemanusiaan dari Mojokerto

Saat itu, Riyanto menemukan bungkusan mencurigakan. Ketika dibuka, Riyanto mengetahui bungkusan itu berisi bom.

Tanpa berpikir panjang, Riyanto membawa bom tersebut ke luar gereja. Belum sempat meletakkan bom ke tempat yang aman, bom meledak dan menghancurkan tubuh Riyanto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES