Peristiwa Daerah

Kisah Sedih Dua Anak Tak Tahu Ibunya Meninggal di Tragedi Kanjuruhan

Rabu, 04 Januari 2023 - 10:46 | 65.07k
Keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Hari Prasetyo (kaos putih/biru). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Hari Prasetyo (kaos putih/biru). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Hari Prasetyo (56), warga Jalan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang masih belum memberitahu kedua cucunya kalau ibu mereka telah meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Selama hampir tiga bulan pasca tragedi tersebut, Hari hanya memberi tahu dua cucunya, Yusril (3,5) dan Defan (1,5) bahwa ibu mereka sedang bekerja.

Advertisement

"Kalau ditanya cucu saya, ya saya cuma jawab mama kerja, nyari uang buat kamu sekolah," ujar Hari, Rabu (4/1/2023).

Ibu dari Yusril dan Defan tersebut merupakan anak dari Hari bernama Radina Astrida Lufitasari (21). Radina meninggal dalam tragedi kelam Kanjuruhan saat menonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Hari menuturkan, ayah dari kedua cucunya tengah mendekam di dalam penjara karena kasus narkoba. Kini Hari harus mengurus kedua cucunya yang tiada henti menanyakan ibunya yang tak lagi kunjung ada.

Hari menceritakan, kalau kedua cucunya lebih sering berdiam diri dan terkadang emosi, karena tak pernah melihat ibunya. "Biasanya emosi tinggi. Kan biasanya sama mamanya, sekarang gak lagi sering marah-marah," tuturnya.

Bahkan, Yusril dan Defan kerap susah tidur. Apalagi saat malam tiba, mereka selalu menanyakan keberadaan ibunya. Jawaban yang sama terus terlontar dari mulut sang kakek, "Ibu masih bekerja."

"Kalau malam itu tidur paling cepat jam 12 malam. Sering ngomong sendiri, bahkan pernah gak tidur sama sekali (menunggu kedatangan ibunya)," tuturnya.

Perlu pendampingan psikologi

Tragedi Kanjuruhan telah lewat dari tiga bulan. Namun, Hari masih belum berani memberitahu kedua cucunya bahwa ibu mereka telah meninggal pada malam kelam tersebut.

"Ya buat ngakalinya (mengalihkan, red) harus saya ajak ngomong terus, diajak main juga. Sekarang udah mulai ada perubahan, tapi belum sepenuhnya, masih kadang tanya ibunya," tuturnya.

Ia pun kebingungan harus bagaimana. Ia ingin kedua cucunya mendapat pendampingan psikologi, karena Hari sendiri tak tahu harus menjawab apa lagi ketika kedua cucunya kembali menanyakan keberadaan ibunya.

"Kalau bantuan uang, iya sudah dapat. Tapi kedua cucu saya ini gimana? Pendampingan psikolog belum ada, gimana solusinya kedua cucu saya," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika juga telah menerima keluhan dan pengaduan dari para keluarga korban. Ia juga telah menjanjikan lebih diprioritaskan untuk masalah trauma healing, termasuk untuk kedua cucu Hari.

"Skala prioritasnya trauma healing. Tapi kita pastikan nanti pendampingan langsung di rumah, tidak perlu ke rumah sakit atau ke kantor polisi, karena kan trauma," kata Made. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES